PENYAKIT TANAMAN CABAI (CABE)
Rebah Semai
Rebah semai tanaman cabai (cabe) adalah Pythium
debarianum. Penyakit ini biasa menyerang tanaman cabai (cabe) fase
pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Cara pengendaliannya
dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb
hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan
fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau
tiram. Dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.
Layu Bakteri
Bakteri penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalah
Pseudomonas sp. Penyakit layu bakteri sering menggagalkan tanaman,
tanaman cabai (cabe) yang terserang mengalami kelayuan pada daun,
diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendaliannya antara lain
meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang,
melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan
bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin,
streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin.
Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat
persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran
menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Layu Fusarium
Cendawan penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalah
Fusarium oxysporum. Tanaman cabai (cabe) yang terserang mengalami
kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan
menguning. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah,
memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang, melakukan penggiliran
tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif
benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan,
secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25
hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida
organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk
pada kemasan.
Busuk Phytophtora
Cendawan penyebab busuk phytophtora tanaman
cabai (cabe) adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini menyerang semua
bagian tanaman. Serangan pada Batang ditandai bercak coklat kehitaman
dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman cabai (cabe)
layu. Daun yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang
terserang ditandai bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman
dan lunak. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh
bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb
hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan
fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya
tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.
Busuk Kuncup
Penyakit busuk kuncup tanaman cabai (cabe) adalah
Choanephora cucurbitarum. Penyakit busuk kuncup menyerang bunga, tangkai
bunga, pucuk dan ranting tanaman cabai (cabe). Ranting yang terserang
berwarna coklat kehitaman dan cepat menyebar sehingga mematikan ujung
tanaman cabai (cabe), sedangkan bagian lainnya masih tegar. Ranting mati
membusuk. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh
bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb
hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan
fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya
tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.
Bercak Cercospora
Cendawan bercak cercospora tanaman cabai
(cabe) adalah Cercospora capsici. Penyakit bercak cercospora menyerang
daun, tangkai buah, batang dan cabang tanaman cabai (cabe). Gejala
serangan ditandai adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat
meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih,
tepi bercak berwarna lebih tua. Daun yang terserang parah berwarna
kuning dan gugur. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik,
contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil
tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida
kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya klorotalonil,
azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada
kemasan.
Antraknosa(Patek)
Cendawan antraknosa tanaman cabai (cabe)
adalah Colletotrichum capsici dan Gloesporium piperatum. Antraknosa
sering juga diistilahkan patek. Serangan pada buah ditandai bercak agak
bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, di sini cendawan membentuk
massa spora berwarna merah jambu. Buah yang terserang harus dimusnahkan
dari area penanaman cabai (cabe). Pengendalian kimiawi menggunakan
fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya
benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol,
dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau
mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Virus
Virus tanaman cabai (cabe) adalah TMV, TEV, TRV, CMV,
TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi
menimbulkan kegagalan terutama musim kemarau. Gejala serangan umumnya
ditandai pertumbuhan tanaman cabai (cabe) mengerdil, daun mengeriting
dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat
ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu
tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang
sangat berpotensi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun,
kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular
virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat
perempelan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan
gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan
hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang,
kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak
ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman cabai (cabe).