tag:blogger.com,1999:blog-37408359604225222252024-03-21T13:08:16.949-07:00Budidaya Cabe RawitBeternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-68285411554278886482014-06-30T16:53:00.001-07:002014-06-30T16:53:29.417-07:00langkah-langkah cara menanam cabe<b>Cara menanam cabe</b>
ini bisa diterapkan bagi para petani yang akan memulai bertanam cabe.
Mengingat harga cabe sedang mahal, anda yang bukan petani juga bisa
menerapkan cara menanam padi ini untuk di halaman kecil rumah anda.<br />
Di indonesia, cabe sangat diminati sebagai bumbu masak, karena cabe
sangat menggugah selera makan. Sehingga cabe menjadi bagian penting dari
masakan indonesia. Oleh karena itu cara menanam cabe perlu pelajari
untuk bisnis cabe yang menggiurkan.<br />
<br />
<h3>
Berikut langkah-langkah cara menanam cabe</h3>
<b>Pemilihan bibit cabe</b><br />
Pemilihan bibit cabe yang perlu di lakukan adalah :<br />
- Tentukan jenis cabe yang akan di tanam misalkan : cabe rawit,cabe panjang,cabe merah<br />
- Pilih bibit cabe yang segar<br />
- Kupas cabe lalu ambil biji nya selanjutnya di jemur terik matahari sampai kering<br />
<b>Membuat semaian cabe</b><br />
Semaian cabe mempunyai 2 cara media :<br />
- Media polybag<br />
- Media bedengan semaian<br />
Kedua media ini hampir sama tetapi lebih banyak petani menggunkan media bedengan sebagi semaian cabe<br />
Untuk media bedengan semaian cabe :<br />
<ol start="1">
<li>Buat kembali bedengan semaian</li>
<li>beri pupuk kandang dan pupuk kimia TSP secukupnya mempercepat proses pertumbuhan bibit cabe</li>
<li>Taburkan bibit cab eke dalam bedengan semaian cabe</li>
<li>Jangan lupa tutup bagian atas mengunakan gulma kering biasanya
menggunakan gulma alang-alang kering yang di sangga dengan kayu jarak
antara tanah bedengan dan peyangga sebagai atap sekitar 50 cm agar tidak
masuk secara langsung sinar matahari ke semaian bibit cabe</li>
<li>Jaga kelembaban tanah bedengan tadi seoptimal mungkin dengan cara
minmal penyiraman setiap hari lewat atas gulma kering agar air yang
jatuh tidak langsung ke tanah semaian bibit cabe.</li>
<li>Biarkan tumbuh sampai minimal 4 helai daun sebelum di pindahkan ke lahan</li>
</ol>
<b>Persiapan lahan untuk tanaman cabe</b><br />
Sambil menunggu semaian cabe tumbuh dan siap di pindahkan kelahan
selanjutnya persiapkan lahan petanian untuk budidaya tanaman cabe harus
diperhatiakan adalah:<br />
- Gemburkan serta buang seluruh gulma yang ada di lahan untuk penaman cabe<br />
- Lalu buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1
meter sampai 1,5 meterserta ketinggian bedangan sekitar 30 cm dan juga
jarak antar bedengan sekitar 30 cm sampai 40cm<br />
- Buat lubang berjarak antara 40 cm sampai 60 cm<br />
<b>Masa Penanaman cabe</b><br />
Untuk masa penanaman yang cocok untuk tanaman cabe :<br />
- Pastikan kadar curah hujan yang tidak terlalu banyak<br />
- Pilih bibit yang dari semaian dengan minimal 4 helai daun
dan dalam kondisi subur lalu masukan ke lubang yang telah di persiapkan
sebelumnya<br />
- Lalu tutup kembali lubang sebagai mana sebelumnya harus di siram setiap hari kalau tidak ada hujan.<br />
- Kalau pada musim kemarau sebaiknya gunakan penutup tanah
mengunakan jerami atau media lain ini di maksudkan untuk menjaga
kelembaban serta menekan kekeringan dan lain sebagi nya.<br />
<b>Pemupukan tanaman cabe</b><br />
Beri pupuk kandang yang dapat juga di campur dengan TPS dan Urea
secukupnya pada setiap batang cabe di bedengan lahan tanaman cabe,Untuk
pupuk kandang yang paling sering di gunakan untuk menanam cabe banyak
berasal dari hasil kotoran ayam,tetapi dapat juga mempergunakan kotoran
hewan yang lain sebagai kompos nya.<br />
<b>Perawatan tanaman cabe</b><br />
Perawatan tanaman cabe yang harus di perhatiakn adalah:<br />
- Lakukan penyiraman setiap hari<br />
- Bersihkan setiap gulma penggangu sampai bersih<br />
- Lakukan penyemprotan pestisida secara rutin sesuai anjuran<br />
- Petik daun yang telah kuning agar pertumbuhan cabe menjadi produktif<br />
- Dan lain sebagai nya<br />
<b>Pemetikan hasil panen cabe</b><br />
Lakukan pemetikan buah cabe dengan kondisi buah yang telah masak dan
segar masukan dalam kemasan wadah yang aliran atau sirkulasi udara yang
sesuai agar cabe tidak cepat busuk.Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-41870811216029190622013-04-16T03:47:00.004-07:002013-04-16T03:47:52.034-07:00Penyakit pada tanaman cabe<h2>
<span style="font-size: medium;">PENYAKIT TANAMAN CABAI (CABE)</span></h2>
<br />
<h3>
Rebah Semai</h3>
Rebah semai tanaman cabai (cabe) adalah Pythium
debarianum. Penyakit ini biasa menyerang tanaman cabai (cabe) fase
pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Cara pengendaliannya
dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb
hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan
fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau
tiram. Dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Layu Bakteri</h3>
Bakteri penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalah
Pseudomonas sp. Penyakit layu bakteri sering menggagalkan tanaman,
tanaman cabai (cabe) yang terserang mengalami kelayuan pada daun,
diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendaliannya antara lain
meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang,
melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan
bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin,
streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin.
Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat
persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran
menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Layu Fusarium</h3>
Cendawan penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalah
Fusarium oxysporum. Tanaman cabai (cabe) yang terserang mengalami
kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan
menguning. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah,
memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang, melakukan penggiliran
tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif
benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan,
secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25
hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida
organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk
pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Busuk Phytophtora</h3>
Cendawan penyebab busuk phytophtora tanaman
cabai (cabe) adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini menyerang semua
bagian tanaman. Serangan pada Batang ditandai bercak coklat kehitaman
dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman cabai (cabe)
layu. Daun yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang
terserang ditandai bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman
dan lunak. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh
bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb
hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan
fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya
tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Busuk Kuncup</h3>
Penyakit busuk kuncup tanaman cabai (cabe) adalah
Choanephora cucurbitarum. Penyakit busuk kuncup menyerang bunga, tangkai
bunga, pucuk dan ranting tanaman cabai (cabe). Ranting yang terserang
berwarna coklat kehitaman dan cepat menyebar sehingga mematikan ujung
tanaman cabai (cabe), sedangkan bagian lainnya masih tegar. Ranting mati
membusuk. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh
bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb
hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan
fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya
tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Bercak Cercospora</h3>
Cendawan bercak cercospora tanaman cabai
(cabe) adalah Cercospora capsici. Penyakit bercak cercospora menyerang
daun, tangkai buah, batang dan cabang tanaman cabai (cabe). Gejala
serangan ditandai adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat
meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih,
tepi bercak berwarna lebih tua. Daun yang terserang parah berwarna
kuning dan gugur. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik,
contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil
tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida
kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya klorotalonil,
azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada
kemasan.<br />
<br />
<h3>
Antraknosa(Patek)</h3>
Cendawan antraknosa tanaman cabai (cabe)
adalah Colletotrichum capsici dan Gloesporium piperatum. Antraknosa
sering juga diistilahkan patek. Serangan pada buah ditandai bercak agak
bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, di sini cendawan membentuk
massa spora berwarna merah jambu. Buah yang terserang harus dimusnahkan
dari area penanaman cabai (cabe). Pengendalian kimiawi menggunakan
fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya
benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol,
dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau
mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Virus</h3>
Virus tanaman cabai (cabe) adalah TMV, TEV, TRV, CMV,
TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi
menimbulkan kegagalan terutama musim kemarau. Gejala serangan umumnya
ditandai pertumbuhan tanaman cabai (cabe) mengerdil, daun mengeriting
dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat
ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu
tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang
sangat berpotensi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun,
kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular
virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat
perempelan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan
gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan
hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang,
kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak
ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman cabai (cabe).<br />
Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-91309410334534444742013-04-16T03:47:00.002-07:002015-03-25T02:56:52.178-07:00Penyakit pada tanaman cabe<h2>
<span style="font-size: medium;">PENYAKIT TANAMAN CABAI (CABE)</span></h2>
<br />
<h3>
Rebah Semai</h3>
Rebah semai tanaman cabai (cabe) adalah Pythium
debarianum. Penyakit ini biasa menyerang tanaman cabai (cabe) fase
pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Cara pengendaliannya
dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb
hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan
fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau
tiram. Dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Layu Bakteri</h3>
Bakteri penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalah
Pseudomonas sp. Penyakit layu bakteri sering menggagalkan tanaman,
tanaman cabai (cabe) yang terserang mengalami kelayuan pada daun,
diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendaliannya antara lain
meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang,
melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan
bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin,
streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin.
Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat
persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran
menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Layu Fusarium</h3>
Cendawan penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalah
Fusarium oxysporum. Tanaman cabai (cabe) yang terserang mengalami
kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan
menguning. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah,
memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang, melakukan penggiliran
tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif
benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan,
secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25
hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida
organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk
pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Busuk Phytophtora</h3>
Cendawan penyebab busuk phytophtora tanaman
cabai (cabe) adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini menyerang semua
bagian tanaman. Serangan pada Batang ditandai bercak coklat kehitaman
dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman cabai (cabe)
layu. Daun yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang
terserang ditandai bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman
dan lunak. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh
bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb
hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan
fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya
tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Busuk Kuncup</h3>
Penyakit busuk kuncup tanaman cabai (cabe) adalah
Choanephora cucurbitarum. Penyakit busuk kuncup menyerang bunga, tangkai
bunga, pucuk dan ranting tanaman cabai (cabe). Ranting yang terserang
berwarna coklat kehitaman dan cepat menyebar sehingga mematikan ujung
tanaman cabai (cabe), sedangkan bagian lainnya masih tegar. Ranting mati
membusuk. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh
bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb
hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan
fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya
tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Bercak Cercospora</h3>
Cendawan bercak cercospora tanaman cabai
(cabe) adalah Cercospora capsici. Penyakit bercak cercospora menyerang
daun, tangkai buah, batang dan cabang tanaman cabai (cabe). Gejala
serangan ditandai adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat
meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih,
tepi bercak berwarna lebih tua. Daun yang terserang parah berwarna
kuning dan gugur. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik,
contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil
tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida
kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya klorotalonil,
azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada
kemasan.<br />
<br />
<h3>
Antraknosa(Patek)</h3>
Cendawan antraknosa tanaman cabai (cabe)
adalah Colletotrichum capsici dan Gloesporium piperatum. Antraknosa
sering juga diistilahkan patek. Serangan pada buah ditandai bercak agak
bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, di sini cendawan membentuk
massa spora berwarna merah jambu. Buah yang terserang harus dimusnahkan
dari area penanaman cabai (cabe). Pengendalian kimiawi menggunakan
fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya
benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol,
dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau
mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Virus</h3>
Virus tanaman cabai (cabe) adalah TMV, TEV, TRV, CMV,
TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi
menimbulkan kegagalan terutama musim kemarau. Gejala serangan umumnya
ditandai pertumbuhan tanaman cabai (cabe) mengerdil, daun mengeriting
dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat
ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu
tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang
sangat berpotensi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun,
kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular
virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat
perempelan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan
gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan
hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang,
kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak
ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman cabai (cabe).<br />
<br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="May be useful for farmers Etawa.">Silahkan baca artikel rekomendasi dari saya <a href="http://www.sadar-asuransi.com/rekeningpintar/">DISINI</a></span></span> Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-86287286492222486432013-04-16T03:47:00.000-07:002015-03-25T02:57:04.441-07:00Cara pengendalian hama cabe<h2>
<span style="font-size: medium;">HAMA TANAMAN CABAI (CABE)</span></h2>
<h3>
Gangsir</h3>
Gangsir
tanaman cabai (cabe) adalah Brachytrypes portentosus. Hama ini
menyerang tanaman muda yang baru saja pindah tanam. Serangannya
dilakukan malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam
tanah. Gangsir membuat liang dalam tanah sampai kedalaman 90 cm. Gangsir
merusak tanaman cabai (cabe) dengan cara memotong pangkal batang tapi
tidak memakannya. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan
aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.<br />
<br />
<h3>
Ulat Tanah</h3>
Ulat tanah tanaman cabai (cabe) adalah Agrotis
ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman cabai (cabe) di malam hari,
sedangkan siang harinya bersembunyi dalam tanah atau di balik mulsa PHP.
Ulat tanah menyerang batang tanaman cabai (cabe) muda dengan cara
memotongnya, sehingga sering dinamakan ulat pemotong. Pengendalian
kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram
pada lubang tanam.<br />
<br />
<h3>
Ulat Grayak</h3>
Ulat grayak tanaman cabai (cabe) adalah Spodoptera
litura. Hama ini menyerang bagian daun tanaman cabai (cabe) dengan cara
bergerombol. Daun menjadi berlubang dan meranggas. Ulat grayak disebut
juga ulat tentara. Seperti halnya jenis ulat lain ulat ini menyerang
tanaman cabai (cabe) malam hari, sedang siang harinya bersembunyi di
balik mulsa atau dalam tanah. Ulat grayak bersifat polifag. Pengendalian
kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin,
deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau
dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Ulat Buah</h3>
Ulat buah tanaman cabai (cabe) adalah Helicoverpa sp.
Hama ini menyerang buah muda dengan cara membuat lubang dan memakannya.
Ulat buah bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan
insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos,
klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<h3>
Thrips</h3>
Thrips tanaman cabai (cabe)e adalah Thrips parvispinus.
Serangannya ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman
cabai (cabe) yang terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun
muda sehingga menyebabkan daun tanaman yang terserang mengeriting,
akhirnya tanaman cabai (cabe) menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahanaktif abamektin, tiametoksam,
imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau
lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Kutu Daun</h3>
Kutu daun tanaman cabai (cabe) adalah Myzus persiceae.
Kutu ini mengisap cairan tanaman cabai (cabe) terutama pada daun muda,
kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah
menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan
mengeriting, akhirnya tanaman cabai (cabe) menjadi kerdil. Pengendalian
kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Kutu Kebul</h3>
Kutu kebul tanaman cabai (cabe) adalah Bemisia
tabaci. Hama berwarna putih, bersayap, tubuhnya diselimuti serbuk putih
seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun
sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam,
imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau
lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Tungau</h3>
Tungau tanaman cabai (cabe) adalah tungau kuning (Pol
Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah (Tetranychus cinnabarinus).
Tungau bersembunyi di balik daun sambil menghisap cairan daun. Daun
cabai (cabe) yang terserang berwarna kecoklatan, terpelintir, serta pada
permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau
kuning. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida akarisida berbahan
aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz,
abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada
kemasan.<br />
<br />
<h3>
Lalat Buah</h3>
Lalat buah tanaman cabai (cabe) adalah Dacus
dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang dengan cara menyuntikkan
telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva,
telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah cabai (cabe) sehingga buah
menjadi busuk. Pengendalian lalat buah menggunakan perangkap lalat
(sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang
diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat menggunakan
buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian
dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat
dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin,
deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau
dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.<br />
<br />
<h3>
Nematoda</h3>
Nematoda tanaman cabai (cabe) adalah Meloidogyne
incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar.
Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini
merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman cabai (cabe).
Bekas gigitan cacing inilah akhirnya menyebabkan serangan sekunder,
seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan
lain penyerang akar. Cara pengendalian nematoda dengan pemberian
insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.<br />
<br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="May be useful for farmers Etawa.">Silahkan baca artikel rekomendasi dari saya <a href="http://www.sadar-asuransi.com/rekeningpintar/">DISINI</a></span></span> Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-81238180425643451812013-04-16T03:45:00.002-07:002015-03-25T02:57:16.287-07:00Cara memelihara tanaman cabe<h3>
Penyulaman Budidaya Cabai (Cabe)</h3>
Penyulaman budidaya cabai
(cabe) dilakukan sampai umur tanaman 3 minggu. Apabila umur tanaman
cabai (cabe) sudah terlalu tua dan masih terus disulam mengakibatkan
pertumbuhan tanaman cabai (cabe) tidak seragam. Berpengaruh terhadap
pengendalian hama penyakit.<br />
<br />
<h3>
Perempelan dan Pengikatan Tanaman Budidaya Cabai (Cabe)</h3>
Perempelan
tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yang
keluar di ketiak daun. Bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman,
agar tanaman cabai (cabe) tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga
kelembaban saat tanaman cabai (cabe) sudah dewasa. Dilakukan sampai
pembentukan cabang utama, ditandai munculnya bunga pertama.<br />
<br />
Perempelan daun. Perempelan daun dilakukan umur 80 hst (hari setelah
tanam) pada daun-daun di bawah cabang utama dan daun tua/terserang
penyakit.<br />
<br />
<h3>
Sanitasi Lahan Budidaya Cabai (Cabe)</h3>
Sanitasi lahan budidaya
cabai (cabe) meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat
musim hujan sehingga tidak muncul genangan, tanaman cabai (cabe)
terserang hama penyakit disingkirkan dari area penanaman.<br />
<br />
<h3>
Pengairan Budidaya Cabai (Cabe)</h3>
Pengairan budidaya cabai (cabe)
diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu
sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas
penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.<br />
<br />
<h3>
Pemupukan Susulan Budidaya Cabai (Cabe)</h3>
<h3>
Pupuk akar</h3>
Diberikan dengan cara pengocoran :<br />
<ul>
<li>Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.</li>
</ul>
<ul>
<li>Umur 45 hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.</li>
</ul>
<ul>
<li>Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15
dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai
(cabe) 200ml.</li>
</ul>
<h3>
Pupuk daun</h3>
<ul>
<li>Kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 14 hst dan 21 hst.</li>
</ul>
<ul>
<li>Kandungan Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 35 hst dan 75 hst.</li>
</ul>
<span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="May be useful for farmers Etawa.">Silahkan baca artikel rekomendasi dari saya <a href="http://www.sadar-asuransi.com/rekeningpintar/">DISINI</a></span></span> <br />
<ul>
</ul>
Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-2485895641135540392013-04-16T03:45:00.001-07:002013-04-16T03:45:36.448-07:00Persiapan dalam pembibitan cabe<h3>
Persiapan Lahan Budidaya Cabai (Cabe)</h3>
<ol>
<li>Pembajakan dan penggaruan.</li>
<li>Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm.</li>
<li>Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan pH di bawah 6,5.</li>
<li>Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP.</li>
<li>Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan.</li>
<li>Pemasangan mulsa PHP.</li>
<li>Pembuatan lubang tanam.</li>
<li>Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm dan musim penghujan
bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk menjaga kelembaban udara
di sekitar pertanaman cabai (cabe).</li>
<li>Pemasangan ajir.</li>
</ol>
<br />
<h3>
Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Cabai (Cabe)</h3>
<ol>
<li>Rumah atau sungkup pembibitan.</li>
<li>Pembuatan media semai. Komposisi media semai adalah 20 liter tanah,
10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media semai dimasukkan ke
dalam polibag semai.</li>
<li>Penyemaian benih cabai (cabe).</li>
<li>Pemeliharaan bibit. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00,
kemudian sungkup dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang
tanam sungkup harus dibuka penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman
jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan pestisida
dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai). Dosis ½ dari dosis
dewasa.</li>
<li>Pindah tanam.</li>
<li>Bibit cabai (cabe) berdaun sejati 4 helai siap pindah tanam ke lahan.</li>
</ol>
Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-51654751822262872112013-04-16T03:44:00.002-07:002013-04-16T03:44:52.945-07:00Persiapan dalam menanam cabe<h3>
Pemilihan Lokasi Budiaya Cabai (Cabe)</h3>
Lokasi budidaya cabai
(cabe) sebaiknya dipilih yang strategis, transportasi mudah, dekat
sumber air, jauh dari area penanaman cabai (cabe) lain/tanaman
sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik
lahan tidak ditanami tanaman cabai (cabe) selama minimal 2 tahun
terakhir agar diperoleh hasil optimal.<br />
<br />
<h3>
Pengukuran pH Tanah Budiaya Cabai (Cabe)</h3>
Pengukuran pH tanah
diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah
masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas
lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa
dilakukan secara zigzag.<br />
<br />
<h3>
Persiapan Sarana Prasarana Budiaya Cabai (Cabe)</h3>
<ol>
<li>Pengadaan tanah untuk media semai.</li>
<li>Pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, dan kapur pertanian.</li>
<li>Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak).</li>
<li>Pengadaan pestisida.</li>
<li>Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, dan tali pertanian.</li>
<li>Pengadaan peralatan.</li>
<li>Persiapan tenaga kerja.</li>
</ol>
Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-34271412934124514052013-04-16T03:43:00.002-07:002013-04-16T03:43:24.569-07:00Syarat mennanam cabe<span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span class="hps">TANAMAN</span> <span class="hps">CABAI</span> <span class="hps">kondisi pertumbuhan</span> <span class="hps atn">(</span><span>CABE</span><span>)</span><br /><br /><span class="hps">Tanah</span><br /><span class="hps">Tanah</span><span>,</span> <span class="hps">di mana</span> <span class="hps">cabai</span> <span class="hps atn">tanam (</span><span>cabai</span><span>)</span> <span class="hps">harus kehilangan</span> <span class="hps">dengan</span> <span class="hps">kisaran pH</span> <span class="hps">6,5-6,8</span><span>.</span><br /><br /><span class="hps">air</span><br /><span class="hps">Lada</span> <span class="hps atn">(</span><span>cabai</span><span>)</span> <span class="hps">membutuhkan</span> <span class="hps">air yang cukup untuk</span> <span class="hps">mempertahankan pertumbuhan</span><span>.</span> <span class="hps">Air</span> <span class="hps">berfungsi sebagai</span> <span class="hps">pelarut untuk</span> <span class="hps">nutrisi</span><span>,</span> <span class="hps">mengangkut</span> <span class="hps">nutrisi ke</span> <span class="hps">organ tanaman</span><span>,</span> <span class="hps">tanaman cabai</span><span>,</span> <span class="hps">pengisi cairan</span><span>,</span> <span class="hps">dan</span> <span class="hps">membantu proses</span> <span class="hps">fotosintesis dan</span> <span class="hps">respirasi</span><span>.</span> <span class="hps">Ini adalah</span> <span class="hps">karunia</span> <span class="hps">air tidak</span> <span class="hps">perlu dibesar-besarkan</span><span>.</span><br /><br /><span class="hps">udara</span><br /><span class="hps">Zephyr</span> <span class="hps">cocok untuk</span> <span class="hps">budidaya</span> <span class="hps">cabe</span> <span class="hps atn">(</span><span>cabai</span><span>)</span><span>.</span> <span class="hps">Curah hujan yang tinggi</span> <span class="hps">mempengaruhi</span> <span class="hps">kelebihan air</span><span>.</span> <span class="hps">Intensitas</span> <span class="hps">radiasi matahari</span> <span class="hps">adalah</span> <span class="hps">lada</span> <span class="hps atn">(</span><span>cabai</span><span>)</span> <span class="hps">kebutuhan</span><span>,</span> <span class="hps">mulai dari</span> <span class="hps">10-12 jam</span> <span class="hps">per hari</span><span>.</span> <span class="hps">Sedangkan</span> <span class="hps">suhu optimum untuk</span> <span class="hps">pertumbuhan</span> <span class="hps">tanaman</span> <span class="hps">lada</span> <span class="hps atn">(</span><span>tanaman</span> <span class="hps">cabai</span><span>)</span> <span class="hps">240C</span><span class="atn">-</span><span>280C</span><span>.</span></span>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-25708380103289376072013-03-17T06:35:00.001-07:002013-03-17T06:35:59.712-07:00Tips menanam cabe rawit<h2 style="text-align: justify;">
Berikut informasi mengenai cara menanam cabe rawit</h2>
<div style="text-align: justify;">
1. Tanah</div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu syarat dalam cara menanam
cabe yang baik adalah tanah. Tanah yang direkomendasikan untuk menanam
cabe adalah tanah yang gembur dan juga subur dan kaya dengan zat makan
(zat hara). Juga tanah yang baik dalam persoalan pembuangan/sirkulasi
air yang baik dan tidak menggenang. Usahakan diberi banyak humus.
Tanaman cabe juga bisa ditanam di daratan rendah ataupun daratan tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Iklim</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanaman cabe bisa hidup di daerah yang banyak hujan atau kurang hujan dengan suhu udara berkisar antara 25 – 31 derajad celcius.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bila bibit sudah diperoleh, Bibit
tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan segera ditanam dan
dilakukan pada sore hari agar tidak layu. ciri – ciri bibit yang siap
tanam adalah sebagai berikut (umur 1 bulan) :
<div>
• tidak terserang hama dan penyakit</div>
<div>
• pertumbuhan tanaman seragam</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam cara menanam cabe yang baik,
usahakan jangan terlalu rapat jaraknya agar mengurangi serangan hama
penyakit dan memudahkan perawatan tanaman cabe nantinya. Hal ini juga
bisa diaplikasikan dengan cara menanam satu baris saja dalam satu gulut.
Jarak tanam yang ideal 60 x 60 cm. Hal ini juga dipengaruhi oleh musim,
jika musim kemarau menanam cabe dengan jarak agak rapat mungkin tidak
akan terlalu bermasalah, tetapi jika pada musim penghujan akan
menyebabkan tanaman cabe mudah terserang penyakit jamur jika terlalu
rapat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Cara Menanam Cabe
<div>
• Siram bibit cabe</div>
<div>
• Pilih bibit yang akan ditanam</div>
<div>
• Lepaskan polibag atau pelastik dari bibit</div>
<div>
• Padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan kelubang agar tidak rebah</div>
<div>
<a href="http://klikpintar.com/pertanian/tips-mudah-cara-menanam-cabe/attachment/cara-menanam-cabe/" rel="attachment wp-att-653"><img alt="cara menanam cabe" class="aligncenter size-full wp-image-653" height="240" src="http://klikpintar.com/wp-content/uploads/2013/01/cara-menanam-cabe.jpg" width="320" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah kita mempelajari cara menanam
cabe, kita pelajari lagi ke dalam masa vegetatif atau masa sebelum
berbunga, yang paling penting untuk difokuskan adalah unsur makro
tanaman. Pada fase ini tanaman cabe membutuhkan asupan unsur N yang
cukup dan pengairan yang baik. Gunakan ZPT berbahan aktif GIBERALIN, dan
jangan lupa pemupukan dilakukan dengan baik karena nutrisi sangat
dibutuhkan dalam masa ini. Dan hentikan pemakaian giberalin ketika masa
berbunga karena akan membuat bunga rontok. Rumput liar yang tumbuh
disekita tanaman harus dicabit atau di siang dengan kored atau sabit.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menghindari lalat buah, kita
bisa menyemprotkan pestisida yang baunya menyengat sehingga lalat buah
tidak suka. Selain itu jika ada buah yang sudah terserang segeralah
petik buang jauh. Cara mengatasi penyakit antraknose (pathek) untuk
mengatasinya gunakanlah varietas yang tahan dan penyemprotan pestisida
secara rutin untuk pencegahan.</div>
Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-25966197026744846072012-01-25T20:49:00.000-08:002012-01-25T20:49:09.793-08:00PENYAKIT CABAI<span style="color: blue;">Untuk penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan cendawan, gunakan fungisida seperti Antracol. Dosis dan aplikasi masing-masing obat tersebut dapat dilihat pada labelnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Adapun jenis-jenis penyakit yang banyak menyerang cabai antara lain antraks atau patek yang disebabkan oleh cendawan Colletotricum capsici dan Colletotricum piperatum, bercak daun (Cercospora capsici) , dan yang cukup berbahaya ialah keriting daun (TMV, CMVm, dan virus lainnya).</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Gejala serangan antraks atau patek ialah bercak – bercak pada buah, buah kehitaman dan membusuk, kemudian rontok.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Gejala serangan keriting daun adalah:</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • bercak daun ialah bercak-bercak kecil yang akan melebar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Pinggir bercak berwama lebih tua dari bagian tengahnya. Pusat bercak ini sering robek atau berlubang.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Daun berubah kekuningan lalu gugur.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Serangan keriting daun sesuai namanya ditandai oleh keriting dan mengerutnya daun, tetapi keadaan tanaman tetap sehat dan segar.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Selain penyakit keriting daun, penyakit lainnya dapat dicegah dengan penyemprotan fungisida Dithane M 45, Antracol, Cupravit, Difolatan. Konsentrasi yang digunakan cukup 0,2-0,3%. Bila tanaman diserang penyakit keriting daun maka tanaman dicabut dan dibakar. Pengendalian keriting daun secara kimia masih sangat sulit.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Layu Bakteri (Pseudomonas solana-cearum E.F. Smith)</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Bakteri layu mempunyai banyak tanaman inang, diantaranya adalah tomat, kentang, kacang tanah dan cabai. Penyebaran penyakit layu bakteri dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit, residu tanaman, irigasi (air), serangga, nematoda dan alat-alat pertanian. Bakteri layu biasanya menghebat pada tanaman cabai di dataran rendah. Gejala kelayuan tanaman cabai terjadi mendadak, dan akhirnya menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Bakteri layu menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Bila pangkal batang cabai yang diserang, dipotong atau dibelah, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening, maka setelah beberapa menit digoyang-goyangkan akan keluar cairan berwarna coklat susu atau berkas pembuluh batangnya berwarna coklat berlendir (slime bakteri). Gejala yang dapat diamati secara visual pada tanaman cabai adalah kelayuan tanaman mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian tanaman. Daun menguning dan akhirnya mengering serta rontok. Penyakit bakteri layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua tingkatan umur, tetapi paling peka adalah tanaman muda atau menjelang fase berbunga maupun berbuah.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pengendalian penyakit bakteri layu harus dilakukan secara terpadu, yaitu :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Perlakuan benih atau bibit sebelum tanam dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin atau Agrept 0,5 gr/lt selama 5-15 menit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun agar tidak becek atau menggenang.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menular ke tanaman yang sehat.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Penggunaan bakterisida Agrimycin atau Agrept dengan cara disemprotkan atau dikocor di sekitar batang tanaman cabai tersebut yang diperkirakan terserang bakteri P. solanacearum.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya dengan pengapuran tanah ataupun pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.)</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Layu Fusarium disebabkan oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Biasanya penyakit ini muncul pada tanah-tanah yang ber pH rendah (masam). Gejala serangan yang dapat diamati adalah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun di sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun; sehingga akibat lebih lanjut seluruh tanaman layu dan mati. Gejala kelayuan tanaman seringkali sulit dibedakan dengan serangan bakteri layu (P. solanacearum). Untuk membuktikan penyebab layu tersebut dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal batang tanaman yang sakit, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening (jernih). Biarkan rendaman batang tadi sekitar 5-15 menit, kemudian digoyang-goyangkan secara hati-hati. Bila dari pangkal batang keluar cairan putih dan terlihat suatu cincin berwarna coklat dari berkas pembuluhnya, hal itu menandakan adanya serangan Fusarium.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pengendalian penyakit layu Fusarium dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Perlakuan benih atau bibit dengan cara direndam dalam larutan fungisida sistemik, misalnya Benlate ataupun Derosal 0,5-1,0 gr/lt air selama 10-15 menit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pengapuran tanah sebelum tanam dengan Dolomit atau Captan (Calcit) sesuai dengan angka pH tanah agar mendekati netral.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman yang sehat.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pengaturan pembuangan air (drainase), dengan cara pembuatan bedengan yang tinggi, terutama pada musim hujan.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Penyiraman larutan fungisida sistemik seperti Derosal, Anvil, Previcur N dan Topsin di sekitar batang tanaman cabai yang diduga sumber atau terkena cendawan.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Bercak Daun dan Buah (Collectro-tichum capsici (Syd). Butl. et. Bisby).</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Bercak daun dan buah cabai sering disebut penyakit Antraknose atau “patek”. Penyakit ini menjadi masalah utama di musim hujan. Disebabkan oleh cendawan Gloesporium piperatum Ell. et. Ev dan Colletotrichum capsici. Cendawan G. piperatum umumnya menyerang buah muda dan menyebabkan mati ujung. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan terbentuknya bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk, serta tepi bintik berwarna kuning. Di bagian lekukan akan terus membesar dan memanjang yang bagian tengahnya berwarna gelap. Cendawan C. capsici lebih sering menyebabkan buah cabai membusuk. Gejala awal serangan ditandai dengan terbentuknya bercak coklat-kehitaman pada buah, kemudian meluas menjadi busuk-lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat titik-titik hitam yang merupakan kumpulan dari konidium cendawan. Serangan yang berat menyebabkan buah cabai mengkerut dan mengering menyerupai “mummi” dengan warna buah seperti jerami.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pengandalian dapat dilakukan dengan cara :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Perlakuan benih, yaitu direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif Benomyl atau Thiram, misalnya Benlate pada dosis 0,5/lt, ataupun berbahan aktif Captan (Orthocide) dengan dosis 1 gr/lt. Lamanya perendaman benih antara 4-8 jam.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pengaturan jarak tanam yang sesuai sehingga kondisi kebum tidak terlalu lembab. Pada musim kemarau dapat menggunakan jarak tanam 50 x 70 cm, sedangkan di musim hujan 60 x 70 cm ataupun 65 x 70 cm, baik sistem segi empat atau segi tiga zig-zag.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pembersihan (sanitasi) lingkungan yaitu dengan cara menyiang gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada di sekitar kebun agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Buah cabai yang sudah terserang penyakit dikumpulkan, kemudian dimusnahkan (dibakar).</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Penyemprotan dengan fungisida seperti Kasumin 2 cc/lt, Difolatan 4 cc/lt, Phycozan, Dithane M-45, Daconil, Topsin, Antracol dan Delsen. Fungisida-fungisida tersebut efektif menekan Antraknosa.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Rotasi tanaman, yakni pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae (tomat, kentang, terung, tambakau). Tujuan rotasi tanaman ini adalah untuk memotong siklus hidup cendawan penyebab penyakit Antraknosa.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Bercak Daun (Cercospora capsici Heald et Wolf)</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan Cercospora capsici. Gejala serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak bulat kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan garis tengah + 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat sampai putih dengan tepinya berwarna lebih tua. Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguning dan gugur, ataupun langsung berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Pengen-dalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Topsin, Velimek, dan Benlate secara berselang-seling.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Bercak Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf)</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Penyebab penyakit bercak Alternaria adalah cendawan. Gejala serangan penyakit ini adalah ditandai dengan timbulnya bercak-bercak coklat-tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris. Bercak-bercak ini akan membesar dan bergabung menjadi satu. Serangan penyakit bercak Alternaria dimulai dari daun yang paling bawah, dan kadang-kadang juga menyerang pada bagian batang. Pengendalian penyakit bercak Alternaria antara lain dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Cupravit, Dithane M-45 dan Score, secara berselang-seling.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Busuk Daun dan Buah (Phytophthora spp)</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Penyakit busuk daun dapat pula menyebabkan busuk buah cabai. Gejala serangan nampak pada daun yaitu bercak-bercak kecil di bagian tepinya, kemudian menyerang seluruh batang. Batang tanaman cabai juga dapat diserang oleh penyakit ini, ditandai dengan gejala perubahan warna menjadi kehitaman. Buah-buah cabai yang terserang menunjukkan gejala awal bercak-bercak kebasahan, kemudian meluas ke arah sumbu panjang, dan akhirnya buah akan terlepas dari kelopaknya karena membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pengaturan jarak tanam yang baik, yaitu di musim hujan idealnya 70 x 70 cm, mengumpulkan buah cabai yang busuk untuk dimusnahkan, dan disemprot fungisida seperti Sandovan MZ, Kocide atau Polyram secara berselang-seling.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Virus</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Penyakit virus pada tanaman cabai di pulau Jawa dan Lampung ditemukan adanya Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Y (PVY), Tobacco Etch Virus (TEV), Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus (TRV), dan juga Tomato Ringspot Virus (TRSV).</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Gejala penyakit virus yang umum ditemukan adalah daun mengecil, keriting, dan mosaik yang diduga oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman cabai yang terserang virus seringkali mampu bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pengendalian penyakit virus ini dapat dilakukan dengan cara :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">a. Pemberantasan serangga vektor (penular) seperti Aphids dan Thrips dengan semprotan insektisida yang efektif.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. Tanaman cabai yang menunjukkan gejala sakit dan mencurigakan terserang virus dicabut dan dimusnahkan.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> c. Melakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman yang bukan famili Solanaceae.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><strong><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Pengamatan Hama & Penyakit</span></span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><strong><span style="color: blue;">a. Penyakit</span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> · Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> · Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> · Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><strong><span style="color: blue;">b. H a m a</span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> · Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> · Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> · Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><strong><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Penyakit Fisiologis</span></span></strong><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Merupakan keadaan suatu tanaman menderita sakit atau kelainan, tetapi penyebabnya bukan oleh mikroorganisme. Beberapa contoh penyakit fisiologis pada tanaman cabai yang paling sering ditemukan adalah kekurangan unsur hara Kalsium (Ca), dan terbakarnya buah cabai akibat sengatan sinar matahari, terutama pada cabai Paprika. Tanaman cabai yang kekurangan unsur Ca akan menunjukkan gejala pada buahnya terdapat bercak hijau-gelap, kemudian menjadi lekukan bacah coklat kehitam-hitaman. Jaringan di tempat bercak menjadi rusak sampai ke bagian dalam buah. Bentuk buah cabai menjadi pipih dan berubah warna lebih awal (sebelum waktunya). Biasanya kekurangan Ca pada stadium buah rusak akan diikuti tumbuhnya cendawan. Usaha pencegahan kekurangan Ca dapat dilakukan dengan cara pengapuran sewaktu mengolah tanah, diikuti pemupukan berimbang, dan pengairan kebun secara merata. Bila tanaman cabai atau paprika sedang produktif berbuah tetapi baru diketahui kekurangan Ca, maka dapat disemprot dengan pupuk daun yang banyak mengandung unsur Ca, seperti Growmore Kalsium. Cabai paprika tidak tahan terhadap sinar matahari, sehingga bila mengenai permukaan buah akan menyebabkan terbakarnya kulit dan bagian dalam buah. Gejala yang nampak di bagian luar adalah warna kulit buah berubah menjadi keputih-putihan hingga kecoklatan dan mengkerut. Meskipun tidak menjadi busuk basah, tetapi warna buah menjadi jelek dan kualitasnya menurun (rendah). Pengendalian terhadap sengatan sinar matahari adalah melindungi tanaman dengan sungkup beratapkan plastik transparan (bening). Menurut penelitian, fungsi naungan plastik bening selain dapat mengurangi (mereduksi) intensitas cahaya matahari, juga dapat mengurangi tingginya temperatur tanah dan defisit air; sehingga dapat meningkatkan kelembaban relatif tanah di sekitar pertanaman paprika. Di samping itu, pengaruh naungan plastik bening dapat meningkatkan hasil (bobot) buah total.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> kembali ke atas</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><strong><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Panen dan Pasca Panen </span></span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><strong><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Panen </span></span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Panen cabai yang ditanam didataran rendah lebih cepat dipanen dibandingkan dengan cabai dataran tinggi. Panen pertama cabai dataran rendah sudah dapat dilakukan pada umur 70 – 75 hari.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sedang di dataran tinggi panen baru dapat dimulai pada umur 4-5 bulan. Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Biasanya pada panen pertama jumlahnya hanya sekitar 50 kg. Panen kedua naik hingga 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250, hingga 600 kg per hektar.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit demi sedikit hingga tanaman tidak produktif lagi.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Tanaman cabai dapat dipanen terus-menerus hingga berumur 6-7 bulan.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai yang sudah berwama merah sebagian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen cabainya pada saat masih muda (berwarna hijau).</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/ tangkai tanaman tidak patah. Kriteria panennya saat ukuran cabai sudah besar, tetapi masih berwama hijau penuh.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><strong><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Penentuan umur panen </span></span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Umur panen cabe biasanya 70-90 hari tergantung varietasnya, yang ditandai dengan 60% cabe sudah berwarna merah. Untuk dijadikan benih maka cabe dipanen bila buah sudah menjadi merah semua.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><strong><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK</span></span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">1. Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 4. Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil).</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 5. Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 6. Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 7. Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 8. Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 9. Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 10. Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).</span>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-34441150766032807952012-01-25T20:48:00.001-08:002012-01-25T20:48:40.502-08:00PENYAKIT CABAI<span style="color: blue;">Untuk penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan cendawan, gunakan fungisida seperti Antracol. Dosis dan aplikasi masing-masing obat tersebut dapat dilihat pada labelnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Adapun jenis-jenis penyakit yang banyak menyerang cabai antara lain antraks atau patek yang disebabkan oleh cendawan Colletotricum capsici dan Colletotricum piperatum, bercak daun (Cercospora capsici) , dan yang cukup berbahaya ialah keriting daun (TMV, CMVm, dan virus lainnya).</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Gejala serangan antraks atau patek ialah bercak – bercak pada buah, buah kehitaman dan membusuk, kemudian rontok.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Gejala serangan keriting daun adalah:</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • bercak daun ialah bercak-bercak kecil yang akan melebar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Pinggir bercak berwama lebih tua dari bagian tengahnya. Pusat bercak ini sering robek atau berlubang.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Daun berubah kekuningan lalu gugur.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Serangan keriting daun sesuai namanya ditandai oleh keriting dan mengerutnya daun, tetapi keadaan tanaman tetap sehat dan segar.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Selain penyakit keriting daun, penyakit lainnya dapat dicegah dengan penyemprotan fungisida Dithane M 45, Antracol, Cupravit, Difolatan. Konsentrasi yang digunakan cukup 0,2-0,3%. Bila tanaman diserang penyakit keriting daun maka tanaman dicabut dan dibakar. Pengendalian keriting daun secara kimia masih sangat sulit.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Layu Bakteri (Pseudomonas solana-cearum E.F. Smith)</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Bakteri layu mempunyai banyak tanaman inang, diantaranya adalah tomat, kentang, kacang tanah dan cabai. Penyebaran penyakit layu bakteri dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit, residu tanaman, irigasi (air), serangga, nematoda dan alat-alat pertanian. Bakteri layu biasanya menghebat pada tanaman cabai di dataran rendah. Gejala kelayuan tanaman cabai terjadi mendadak, dan akhirnya menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Bakteri layu menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Bila pangkal batang cabai yang diserang, dipotong atau dibelah, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening, maka setelah beberapa menit digoyang-goyangkan akan keluar cairan berwarna coklat susu atau berkas pembuluh batangnya berwarna coklat berlendir (slime bakteri). Gejala yang dapat diamati secara visual pada tanaman cabai adalah kelayuan tanaman mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian tanaman. Daun menguning dan akhirnya mengering serta rontok. Penyakit bakteri layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua tingkatan umur, tetapi paling peka adalah tanaman muda atau menjelang fase berbunga maupun berbuah.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pengendalian penyakit bakteri layu harus dilakukan secara terpadu, yaitu :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Perlakuan benih atau bibit sebelum tanam dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin atau Agrept 0,5 gr/lt selama 5-15 menit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun agar tidak becek atau menggenang.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menular ke tanaman yang sehat.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Penggunaan bakterisida Agrimycin atau Agrept dengan cara disemprotkan atau dikocor di sekitar batang tanaman cabai tersebut yang diperkirakan terserang bakteri P. solanacearum.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya dengan pengapuran tanah ataupun pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.)</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Layu Fusarium disebabkan oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Biasanya penyakit ini muncul pada tanah-tanah yang ber pH rendah (masam). Gejala serangan yang dapat diamati adalah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun di sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun; sehingga akibat lebih lanjut seluruh tanaman layu dan mati. Gejala kelayuan tanaman seringkali sulit dibedakan dengan serangan bakteri layu (P. solanacearum). Untuk membuktikan penyebab layu tersebut dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal batang tanaman yang sakit, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening (jernih). Biarkan rendaman batang tadi sekitar 5-15 menit, kemudian digoyang-goyangkan secara hati-hati. Bila dari pangkal batang keluar cairan putih dan terlihat suatu cincin berwarna coklat dari berkas pembuluhnya, hal itu menandakan adanya serangan Fusarium.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pengendalian penyakit layu Fusarium dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Perlakuan benih atau bibit dengan cara direndam dalam larutan fungisida sistemik, misalnya Benlate ataupun Derosal 0,5-1,0 gr/lt air selama 10-15 menit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pengapuran tanah sebelum tanam dengan Dolomit atau Captan (Calcit) sesuai dengan angka pH tanah agar mendekati netral.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman yang sehat.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pengaturan pembuangan air (drainase), dengan cara pembuatan bedengan yang tinggi, terutama pada musim hujan.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Penyiraman larutan fungisida sistemik seperti Derosal, Anvil, Previcur N dan Topsin di sekitar batang tanaman cabai yang diduga sumber atau terkena cendawan.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Bercak Daun dan Buah (Collectro-tichum capsici (Syd). Butl. et. Bisby).</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Bercak daun dan buah cabai sering disebut penyakit Antraknose atau “patek”. Penyakit ini menjadi masalah utama di musim hujan. Disebabkan oleh cendawan Gloesporium piperatum Ell. et. Ev dan Colletotrichum capsici. Cendawan G. piperatum umumnya menyerang buah muda dan menyebabkan mati ujung. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan terbentuknya bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk, serta tepi bintik berwarna kuning. Di bagian lekukan akan terus membesar dan memanjang yang bagian tengahnya berwarna gelap. Cendawan C. capsici lebih sering menyebabkan buah cabai membusuk. Gejala awal serangan ditandai dengan terbentuknya bercak coklat-kehitaman pada buah, kemudian meluas menjadi busuk-lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat titik-titik hitam yang merupakan kumpulan dari konidium cendawan. Serangan yang berat menyebabkan buah cabai mengkerut dan mengering menyerupai “mummi” dengan warna buah seperti jerami.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pengandalian dapat dilakukan dengan cara :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Perlakuan benih, yaitu direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif Benomyl atau Thiram, misalnya Benlate pada dosis 0,5/lt, ataupun berbahan aktif Captan (Orthocide) dengan dosis 1 gr/lt. Lamanya perendaman benih antara 4-8 jam.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pengaturan jarak tanam yang sesuai sehingga kondisi kebum tidak terlalu lembab. Pada musim kemarau dapat menggunakan jarak tanam 50 x 70 cm, sedangkan di musim hujan 60 x 70 cm ataupun 65 x 70 cm, baik sistem segi empat atau segi tiga zig-zag.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pembersihan (sanitasi) lingkungan yaitu dengan cara menyiang gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada di sekitar kebun agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Buah cabai yang sudah terserang penyakit dikumpulkan, kemudian dimusnahkan (dibakar).</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Penyemprotan dengan fungisida seperti Kasumin 2 cc/lt, Difolatan 4 cc/lt, Phycozan, Dithane M-45, Daconil, Topsin, Antracol dan Delsen. Fungisida-fungisida tersebut efektif menekan Antraknosa.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Rotasi tanaman, yakni pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae (tomat, kentang, terung, tambakau). Tujuan rotasi tanaman ini adalah untuk memotong siklus hidup cendawan penyebab penyakit Antraknosa.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Bercak Daun (Cercospora capsici Heald et Wolf)</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan Cercospora capsici. Gejala serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak bulat kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan garis tengah + 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat sampai putih dengan tepinya berwarna lebih tua. Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguning dan gugur, ataupun langsung berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Pengen-dalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Topsin, Velimek, dan Benlate secara berselang-seling.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Bercak Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf)</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Penyebab penyakit bercak Alternaria adalah cendawan. Gejala serangan penyakit ini adalah ditandai dengan timbulnya bercak-bercak coklat-tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris. Bercak-bercak ini akan membesar dan bergabung menjadi satu. Serangan penyakit bercak Alternaria dimulai dari daun yang paling bawah, dan kadang-kadang juga menyerang pada bagian batang. Pengendalian penyakit bercak Alternaria antara lain dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Cupravit, Dithane M-45 dan Score, secara berselang-seling.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Busuk Daun dan Buah (Phytophthora spp)</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Penyakit busuk daun dapat pula menyebabkan busuk buah cabai. Gejala serangan nampak pada daun yaitu bercak-bercak kecil di bagian tepinya, kemudian menyerang seluruh batang. Batang tanaman cabai juga dapat diserang oleh penyakit ini, ditandai dengan gejala perubahan warna menjadi kehitaman. Buah-buah cabai yang terserang menunjukkan gejala awal bercak-bercak kebasahan, kemudian meluas ke arah sumbu panjang, dan akhirnya buah akan terlepas dari kelopaknya karena membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pengaturan jarak tanam yang baik, yaitu di musim hujan idealnya 70 x 70 cm, mengumpulkan buah cabai yang busuk untuk dimusnahkan, dan disemprot fungisida seperti Sandovan MZ, Kocide atau Polyram secara berselang-seling.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><strong><span style="color: blue;">Virus</span></strong></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Penyakit virus pada tanaman cabai di pulau Jawa dan Lampung ditemukan adanya Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Y (PVY), Tobacco Etch Virus (TEV), Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus (TRV), dan juga Tomato Ringspot Virus (TRSV).</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Gejala penyakit virus yang umum ditemukan adalah daun mengecil, keriting, dan mosaik yang diduga oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman cabai yang terserang virus seringkali mampu bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pengendalian penyakit virus ini dapat dilakukan dengan cara :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">a. Pemberantasan serangga vektor (penular) seperti Aphids dan Thrips dengan semprotan insektisida yang efektif.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. Tanaman cabai yang menunjukkan gejala sakit dan mencurigakan terserang virus dicabut dan dimusnahkan.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> c. Melakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman yang bukan famili Solanaceae.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><strong><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Pengamatan Hama & Penyakit</span></span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><strong><span style="color: blue;">a. Penyakit</span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> · Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> · Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> · Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><strong><span style="color: blue;">b. H a m a</span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> · Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> · Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> · Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><strong><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Penyakit Fisiologis</span></span></strong><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Merupakan keadaan suatu tanaman menderita sakit atau kelainan, tetapi penyebabnya bukan oleh mikroorganisme. Beberapa contoh penyakit fisiologis pada tanaman cabai yang paling sering ditemukan adalah kekurangan unsur hara Kalsium (Ca), dan terbakarnya buah cabai akibat sengatan sinar matahari, terutama pada cabai Paprika. Tanaman cabai yang kekurangan unsur Ca akan menunjukkan gejala pada buahnya terdapat bercak hijau-gelap, kemudian menjadi lekukan bacah coklat kehitam-hitaman. Jaringan di tempat bercak menjadi rusak sampai ke bagian dalam buah. Bentuk buah cabai menjadi pipih dan berubah warna lebih awal (sebelum waktunya). Biasanya kekurangan Ca pada stadium buah rusak akan diikuti tumbuhnya cendawan. Usaha pencegahan kekurangan Ca dapat dilakukan dengan cara pengapuran sewaktu mengolah tanah, diikuti pemupukan berimbang, dan pengairan kebun secara merata. Bila tanaman cabai atau paprika sedang produktif berbuah tetapi baru diketahui kekurangan Ca, maka dapat disemprot dengan pupuk daun yang banyak mengandung unsur Ca, seperti Growmore Kalsium. Cabai paprika tidak tahan terhadap sinar matahari, sehingga bila mengenai permukaan buah akan menyebabkan terbakarnya kulit dan bagian dalam buah. Gejala yang nampak di bagian luar adalah warna kulit buah berubah menjadi keputih-putihan hingga kecoklatan dan mengkerut. Meskipun tidak menjadi busuk basah, tetapi warna buah menjadi jelek dan kualitasnya menurun (rendah). Pengendalian terhadap sengatan sinar matahari adalah melindungi tanaman dengan sungkup beratapkan plastik transparan (bening). Menurut penelitian, fungsi naungan plastik bening selain dapat mengurangi (mereduksi) intensitas cahaya matahari, juga dapat mengurangi tingginya temperatur tanah dan defisit air; sehingga dapat meningkatkan kelembaban relatif tanah di sekitar pertanaman paprika. Di samping itu, pengaruh naungan plastik bening dapat meningkatkan hasil (bobot) buah total.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> kembali ke atas</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><strong><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Panen dan Pasca Panen </span></span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><strong><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Panen </span></span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Panen cabai yang ditanam didataran rendah lebih cepat dipanen dibandingkan dengan cabai dataran tinggi. Panen pertama cabai dataran rendah sudah dapat dilakukan pada umur 70 – 75 hari.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sedang di dataran tinggi panen baru dapat dimulai pada umur 4-5 bulan. Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Biasanya pada panen pertama jumlahnya hanya sekitar 50 kg. Panen kedua naik hingga 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250, hingga 600 kg per hektar.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit demi sedikit hingga tanaman tidak produktif lagi.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Tanaman cabai dapat dipanen terus-menerus hingga berumur 6-7 bulan.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai yang sudah berwama merah sebagian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen cabainya pada saat masih muda (berwarna hijau).</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/ tangkai tanaman tidak patah. Kriteria panennya saat ukuran cabai sudah besar, tetapi masih berwama hijau penuh.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><strong><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Penentuan umur panen </span></span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Umur panen cabe biasanya 70-90 hari tergantung varietasnya, yang ditandai dengan 60% cabe sudah berwarna merah. Untuk dijadikan benih maka cabe dipanen bila buah sudah menjadi merah semua.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><strong><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK</span></span></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">1. Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 4. Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil).</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 5. Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 6. Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 7. Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 8. Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 9. Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 10. Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).</span>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-54144653456359400172012-01-25T20:46:00.000-08:002012-01-25T20:46:12.528-08:00BUDIDAYA CABE UNGGUL<div align="justify"> <span style="color: blue;">Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.<br />
Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika.<br />
<span id="fullpost"><br />
Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C.<br />
Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu. <br />
PELUANG BISNIS<br />
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan cabe baik untuk rumah tangga maupun industri dan sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan pengembangan industri olahan, maka, peluang pengembangan usaha agribisnis cabe sangat terbuka luas.<br />
Usaha peningkatan produksi cabe yang sekaligus meningkatkan pendapatan petani, dapat dilakukan sejak budidaya sampai penanganan pasca panen yang baik dan benar. Salah satu langkah terpenting dalam perbaikan teknik budidaya adalah pemilihan varietas cabai hibrida yang akan dibudidayakan.<br />
RAGAM CABE & VARIETAS<br />
Saat ini telah banyak benih cabe hibrida yang beredar di pasaran dengan nama varietas yang beraneka ragam dengan berbagai keunggulan yang dimiliki. PT. TANINDO SUBUR PRIMA sebagai salah satu perusahaan Agribisnis, telah merilis beberapa <br />
varietas cabe hibrida besar dan keriting. Cabe hibrida besar yang dirilis PT. TANINDO SUBUR PRIMA adalah Jet set, Arimbi, Buana 07, Somrak, Elegance 081, Horison 2089, Imperial 308 dan Emerald 2078. Dan untuk cabe hibrida keriting diantaranya, Papirus, CTH 01, Kunthi 01, Sigma, Flash 03, Princess 06 dan Helix 036. Dan untuk cabe rawit hibrida adalah Discovery.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisdWB-4_DZ3wXbyC3Q0eZae_-u6ZH4Zppxz0ax-TpacUoOsK-Pd3QzXk2tAPjp4wF8Oxk5ZHLd3bDSiRTyE4dnDOTKMe2fr4ldxJTyGmtxurfn7iqovsCP8W1c_IqJVeOWZrd-utb-PESr/s1600-h/cabe+merah.jpeg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5305877115108827282" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisdWB-4_DZ3wXbyC3Q0eZae_-u6ZH4Zppxz0ax-TpacUoOsK-Pd3QzXk2tAPjp4wF8Oxk5ZHLd3bDSiRTyE4dnDOTKMe2fr4ldxJTyGmtxurfn7iqovsCP8W1c_IqJVeOWZrd-utb-PESr/s320/cabe+merah.jpeg" style="cursor: hand; cursor: pointer; float: left; height: 150px; margin: 0 10px 10px 0; width: 113px;" /></a> <span style="font-weight: bold;">SYARAT TUMBUH TANAMAN CABE</span><br />
Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl. Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.<br />
Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7.<br />
Tanaman cabe menghendaki pengairan yang cukup. Tetapi apabila jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri. Jika kekurangan air tanaman cabe dapat kurus, kerdil, layu dan mati. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.<br />
<span style="font-weight: bold;">PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CABE</span><br />
Dalam pembudidayaan cabe, perlu ketrampilan dan pengalaman lapangan yang memadai. Pemilihan varietas sangat penting untuk menyesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan pasar.<br />
Tahap awal budidaya cabe adalah membuat persemaian guna menyiapkan bibit tanaman yang sehat, kuat dan seragam sebagai bahan tanam di lapangan. Media semai yang dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang remah, tidak menahan air dan cukup nutrisi. Bahan yang dapat digunakan adalah campuran kompos, tanah, dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK grand S-15 sebanyak 80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan tersebut.<br />
Setelah bahan tercampur, masukkan bahan pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9 cm sampai 90 % penuh, dan buat lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah yang telah terisi media.<br />
Atur media pada bedeng semai yang telah disiapkan. Bedeng semai dibuat dengan tinggi 20 – 50 cm dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah bedengan diatur membujur utara selatan dengan memberikan atap penutup dari plastic dengan tiang penyangga bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau atap dapat dibuat dengan model ½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit yang tumbuh cukup mendapatkan sinar matahari sehingga tidak mengalami etiolasi.<br />
Langkah selanjutnya adalah pemeraman benih yang bertujuan untuk mengecambahkan benih. Media pemeraman yang digunakan adalah kain handuk atau 3 – 5 lapis kertas merang yang disemprot dengan larutan fungisida Victory dengan kosentrasi 3 gram / liter. Benih ditaburkan secara merata pada media dan diusahakan tidak menumpuk. Benih yang digunakan sebaiknya benih cabe hibrida yang telah diberi perlakuan pestisida.<br />
Media digulung atau dilipat dan disimpan dalam suhu kamar. Untuk menjaga kelembaban media peram, semprotkan air dengan handspray setiap pagi dan sore. Setelah 4 sampai 7 hari, benih akan mengeluarkan radikula atau calon akar. Dengan bantuan penjepit, benih yang telah mengeluarkan calon akar di tanam pada media semai yang disiram terlebih dahulu<br />
Setiap pagi dan sore persemaian perlu disiram. Untuk mencegah gangguan cendawan, semprot persemaian dengan fungisida Starmyl 25WP dan Victory 80WP secara bergantian dengan konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah gangguan hama persemaian, semprot dengan insektisida winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 cc / liter.<br />
Persemaian juga dapat dilakukan dengan meletakkan benih secara langsung pada media semai tanpa diperam terlebih dahulu.<br />
<span style="font-weight: bold;">PENGOLAH TANAH</span><br />
Lahan yang akan dipakai tempat penanaman harus dibersihkan dari segala macam gulma dan akar bekas tanaman lama, agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan untuk menghilangkan tumbuhan yang menjadi inang hama dan penyakit. Apabila lahan banyak ditumbuhi gulma, pembersihannya lebih baik menggunakan Herbisida Sistemik seperti Rambo 480AS dengan dosis 2 sampai 4 liter per Hektar.<br />
Selanjutnya lahan dibajak dan digaru dengan hewan ternak maupun dengan bajak traktor. Pembajakan dan penggaruan bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi tanah dan untuk menghilangkan OPT yang bersembunyi di tanah.<br />
Buat bedengan dengan ukuran lebar 100 – 110 cm dengan ketinggian bedengan 50 – 60 cm dan lebar parit 50 – 60 cm . Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.<br />
Pengukuran pH tanah juga perlu dilakuan dengan alat pH meter atau dengan kertas lakmus. Untuk menaikkan pH tanah lakukan pengapuran lahan menggunakan dolomint atau kapur gamping dengan dosis 2 – 4 ton/Ha atau 200 – 400 gram / meter persegi tergantung pH tanah yang akan dinaikkan. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan atau pada saat pembuatan bedengan bersamaan dengan sebar kompos atau pupuk kandang. Pupuk kandang yang diperlukan adalah 10 sampai 20 ton / Ha atau ½ sampai 1 zak untuk 10 meter panjang bedengan.<br />
Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk NPK grand S-15, 2 kg untuk 10 meter panjang bedengan atau 2 ton / hektar.<br />
Tahap berikutnya adalah pemasangan mulsa plastic hitam perak yang berguna untuk menekan perkembangbiakan hama dan penyakit, pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan, mencegah erosi tanah, mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah serta dapat mencegah terjadinya pencucian pupuk. Pemasangan mulsa dilakukan dengan cara membentang dan menarik antara dua sisi dengan permukaan perak di bagaian atas. Setiap ujung dan sisi mulsa dikancing dengan pasak.. Agar pemasangan mulsa lebih optimal dan dapat menutup permukaan bedengan dengan baik sebaiknya dilakukan pada siang hari atau saat cuaca panas.<br />
<span style="font-weight: bold;">TEKNIK PENANAMAN</span><br />
Jarak tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm untuk jarak antar barisan dengan pola penanaman model segitiga atau zig-zag.<br />
Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm dilakukan bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa yang berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak tanam yang dianjurkan .<br />
Pembuatan lubang pada mulsa dapat juga menggunakan system pemanasan dengan menggunakan kaleng dengan diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara menugal tanah sedalam 8 – 10 cm.<br />
Bibit cabe dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4 daun, siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida 1 – 3 hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama sesaat setelah pindah tanam<br />
Seleksi dan pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil dan kesehatanya. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak terlalu panas, dengan cara merobek kantong semai dan diusahakan media tidak pecah dan langsung dimasukkan pada lubang tanam.<br />
Kemudian lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping lubang tanam.<br />
<span style="font-weight: bold;">PEMELIHARAAN TANAMAN</span><br />
Setelah tanaman berumur 7 – 14 hst , tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan normal atau mati perlu dilakukan penyulaman dengan bibit yang masih ada di persemaian.<br />
Jika pada lubang tanam tumbuh gulma, maka perlu dilakukan penyiangan dengan cara mencabut . Pengendalian gulma perlu dilakukan pada gulma yang tumbuh di parit dengan menggunakan cangkul atau dengan herbisida Rambo 480AS. Pada saat aplikasi nozelnya perlu diberi sungkup agar semprotan herbisida tidak mengenai tanaman cabe.<br />
Pewiwilan perlu dilakukan pada tunas yang tumbuh pada ketiak yang berada dibawah cabang utama dan bunga pertama yang muncul pada cabang utama. Pewiwilan ini dilakukan agar pertumbuhan vegetatif tanaman dapat optimal.<br />
Pengikatan dilakukan saat tanaman umur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang yang berada dibawah cabang utama dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir. Pada saat tanaman berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama dan ikat juga pada saat pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hst.<br />
<span style="font-weight: bold;">PEMUPUKAN SUSULAN</span><br />
Untuk memacu pertumbuhan tanaman, dianjurkan untuk melakukan pengocoran mulai umur 7 sampai 60 hst dengan NPK Grand S-15 konsentrasi 7 gram per liter sebanyak 250 cc pertanaman dengan interval 7 hari . Setiap pengulangan pengocoran konsentrasi pupuk dinaikkan 2 gram per liter. Pada saat tanaman berumur 30 hst, pemupukan susulan pertama dilakukan dengan memberikan campuran pupuk NPK Grand S-15 150 kg/Ha dan Urea 40 Kg/Ha. Pemupukan dilakukan dengan cara melubangai mulsa dan menugal pada sisi tanaman dengan jarak 15 cm.<br />
Selain tanaman dikocor, dianjurkan juga disemprot dengan pupuk daun Mamigro Super N atau NPK spesial atau dengan Gardena D dengan konsentrasi 2 – 5 gram / liter air mulai umur 7 sampai 30 hst dengan interval pemberian 7 – 15 hari.<br />
Pupuk susulan kedua dilakukan saat tanaman berumur 40 hst dengan memberikan pupuk NPK Grand S-15 300 kg / Ha.<br />
Pada saat tanaman berumur 50 hst, pupuk susulan ke tiga dilakukan dengan memberikan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 350 kg/Ha. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, dianjurkan untuk dilakukan penyemprotan dengan pupuk daun Mamigro Super P atau NPK Spesial, Gardena B atau dengan Pupuk Mikro Fitomic . Konsentrasi untuk Fitomic adalah 1,5 – 2,5 cc / liter dengan interval pemberian 10 – 15 hari.<br />
Pemupukan susulan ke empat dilakukan saat tanaman berumur 60 hst. Pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 200 Kg/Ha.<br />
<span style="font-weight: bold;">PENGAIRAN</span><br />
Pengairan dilakukan setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara menggenangi atau leb. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan dengan pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman.<br />
<span style="font-weight: bold;">HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABE</span><br />
Hama yang sering menyerang tanaman cabe adalah : · Ulat tanah atau Agrotis Ipsilon · Thrips · Ulat grayak atau Spodoptera litura · Lalat buah atau Dacus verugenius · Aphids hijau /kutu daun · Tungau / mite · Nematode puru akar<br />
Ulat Tanah dengan nama latin Agrotis ipsilon, biasa menyerang tanaman cabe yang baru pindah tanam, yaitu dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh bahkan bisa sampai putus. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan penyemprotan insektisida Turex WP dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 g/liter bergantian dengan insektisida Direct 25ec dengan konsentrasi 0,4 cc/liter atau insentisida Raydok 28ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter sehari sebelum pindah tanam.<br />
Ulat grayak pada tanaman cabe biasa menyerang daun, buah dan tanaman yang masih kecil. Untuk tindakan pengendalian dianjurkan menyemprot pada sore atau malam hari dengan insektisida biologi TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec atau insektisida Direct 25ec.<br />
Lalat buah gejala awalnya adalah buah berlubang kecil, kulit buah menguning dan kalau dibelah biji cabe berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok. Untuk pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap dengan sexferomon atau dengan penyemprotan insektisida Winder 100EC dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 cc per liter bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter atau dengan insektisida Cyrotex 75sp dengan konsentrasi 0,3-0,6 g/liter.<br />
Hama Tungau atau mite menyerang tanaman cabe hingga daun berwarna kemerahan, menggulung ke atas, menebal akhirnya rontok. Untuk penengendalian dan pencegahan semprot dengan akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 ml / liter air bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter.<br />
Tanaman yang terserang hama thrips, bunga akan mengering dan rontok. Sedangkan apabila menyerang bagian daun pada daun terdapat bercak keperakan dan menggulung. Jika daun terserang aphids, daun akan menggulung kedalam, keriting, menguning dan rontok. Untuk pencegahan dan pengendalian lakukan penyemprotan dengan insektisida Winder 25 WP dengan konsentrasi 100 – 200 gr / 500 liter air / ha atau dengan Winder 100EC 125 – 200 ml / 500 liter air / Ha bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter.<br />
Nematoda merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyerang daerah perakaran tanaman cabe. Jika tanaman terserang maka transportasi bahan makanan terhambat dan pertumbuhan tanaman terganggu. Selain itu kerusakan akibat nematode dapat memudahkan bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah dengan menanam varietas cabe yang tahan terhadap nematode dan melakukan penggiliran tanaman. Dan apabila lahan yang ditanami merupakan daerah endemi, pemberian nematisida dapat diberikan bersamaan dengan pemupukan.<br />
Penyakit yang sering menyerang tanaman cabe diantaranya adalah · Rebah semai · Layu Fusarium · Layu bakteri · Antraknose / patek · Busuk Phytophthora · Bercak daun Cercospora · Penyakit Virus<br />
Penyakit anthracnose buah. Gejala awalnya adalah kulit buah akan tampak mengkilap, selanjutnya akan timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk. Untuk pengendaliannya semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan konsentrasi 1 sampai 2 g / l air bergantian dengan fungisida Victory 80wp dengan konsentrasi 1 – 2 g / liter air.<br />
Penyakit busuk Phytopthora gejalanya adalah bagian tanaman yang terserang terdapat bercak coklat kehitaman dan lama kelamaan membusuk. Penyakit ini dapat menyerang tanaman cabe pada bagian daun, batang maupun buah. Pengendaliannya adalah dengan menyemprot fungisida Kocide 77 wp dengan dosis 1,5 – 3 kg / Ha bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentarsi 2 sampai 4 gram / liter dicampur dengan fungisida sistemik Starmyl 25 wp dengan dosis 0,8 – 1 g / liter<br />
Rebah semai ( dumping off ) . Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat dipersemaian. Jamur penyebabnya adalah Phytium sp. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan perlakuan benih dengan Saromyl 35SD dan menyemprot fungisida sistemik Starmyl 25WP saat dipersemaian dan saat pindah tanam dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 gram / liter.<br />
Penyakit layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman cabe biasanya mulai menyerang tanaman saat fase generatif. Untuk mencegahnya dianjurkan penyiraman Kocide 77WP pada lubang tanam dengan konsentrasi 5 gram / liter / lima tanaman, mulai saat tanaman menjelang berbunga dengan interval 10 sampai 14 hari.<br />
Penyakit bercak daun cabe disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Gejalanya berupa bercak bercincin, berwarna putih pada tengahnya dan coklat kehitaman pada tepinya. Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot fungisida Kocide 54WDG konsentrasi 1,5 sampai 3 gram / liter bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentrasi 2 sampai 4 gram / liter dengan interval 7 hari.<br />
Penyakit mozaik virus. Saat ini belum ada pestisida yang mampu mengendalikan penyakit mozaik virus ini. Dan sebagai tindakan pencegahan dapat dilakukan pengendalian terhadap hewan pembawa virus tersebut yaitu aphids.<br />
Untuk pencegahan serangan hama penyakit, gunakan benih cabe hibrida yang tahan terhadap serangan hama penyakit dan yang telah diberi perlakuan pestisida. Apabila terjadi serangan atau untuk tujuan pencegahan lakukan aplikasi pestisida sesuai OPT yang menyerang atau sesuai petunjuk petugas penyuluh lapang.<br />
<span style="font-weight: bold;">PANEN</span><br />
Pada saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan pemanenan pertama. Umur panen cabe tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar.<br />
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabe dapat disimpan lebih lama. Buah cabe yang rusak akibat hama atau penyakit harus tetap di panen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabe sehat. Pisahkan buah cabe yang rusak dari buah cabe yang sehat.<br />
Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi penguapan.<br />
<span style="font-weight: bold;">PASCA PANEN CABE</span><br />
Hasil panen yang telah dipisahkan antara cabe yang sehat dan yang rusak, selanjutnya dikumpulkan di tempat yang sejuk atau teduh sehingga cabe tetap segar .<br />
Untuk mendapatkan harga yang lebih baik, hasil panen dikelompokkan berdasarkan standar kualitas permintaan pasar seperti untuk supermarket, pasar lokal maupun pasar eksport.<br />
Setelah buah cabe dikelompokkan berdasarkan kelasnya, maka pengemasan perlu dilakukan untuk melindungi buah cabe dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Kemasan dapat dibuat dari berbagai bahan dengan memberikan ventilasi. Cabe siap didistribusikan ke konsumen yang membutuhkan cabe segar.<br />
Dengan penerapan teknologi budidaya, penangganan pasca panen yang benar dan tepat serta penggunaan benih hibrida yang tahan hama penyakit dapat meningkatkan produksi cabe yang saat ini banyak dibutuhkan.</span></span><span id="fullpost"><br />
</span></div>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-62423050950931719132012-01-25T20:44:00.001-08:002012-01-25T20:44:52.881-08:00budidaya cabe rawit<div align="justify"> <img alt="" src="http://epetani.deptan.go.id/sites/default/files/images/cabe-rawit.jpg" style="height: 403px; width: 400px;" /></div><div align="justify"><span style="color: blue;"> </span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"> Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (solanaceae.)yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabai rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabai lainnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai rawit dapat tumbuh baik didataran tinggi , maupu di dataran rendah . bertanam cabai rawit dapat memberikan nila ekonomi yang cukup tinggi apabila diusahakan dengan sungguh – sungguh .Satu hektar tanaman cabai rawit mampu menghasilkan 8 ton buah cabai rawit karena tanaman cabai rawit dapat kita usahakan selama dua sampai dua setengah tahun selama musim tanam .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Tanaman cabai rawit menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji.</span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"> </span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"> Jenis cabai rawi yang sering diusahakan adalah sebagai berikut :</span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"> </span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"> 1. cabai kecil atau cabai jemprit</span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"> </span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"> buahnya kecil dan pendek , lebih pedas dibandingka Janis cabai lainnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. cabai putih atau cabai domba</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> buahnya lebihbesar dari cabai jemprit atau cabai celepik , dan rasanya kurang enak.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. cabai celepik</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> buahnyalebih besar dari pada cabai jemprit dan lebih keci dari cabai domba. Rasanya tidak sepedas cabai jemprit . sewakti muda berwarna hijau setelah masak berwarna merah cerah .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Syarat tumbuh</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Untuk mendapatkan cabai rawit yang tinggi kita harus mengetahui yang syarat tumbuh yang diinginkan oleh cabai rawit. Adapun syarat nya sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. tanah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - gembur</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - subur atau banyak mengandung zat makan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - pembuangan airnya baik ( tidak tergenang) , dan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - banyak mengandung humus</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. tempat tumbuh ( daerah )</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - dataran rendah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - dataran tinggi</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. iklim</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> tanaman cabai rawit dapat tumbuh , baik pada daerah yang kurang hujan maupun yang sering hujan . suhu udara yang diperlukan tanaman ini adalah berkisar antara 25* c – 31*</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Bahan dan Alat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. alat yang diperlukan untuk menanam cabai rawit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - cangkul</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - garpu tanah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kored</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - gembor ember</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - sprayer</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - ember</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - meteran</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - keranjang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - timbangan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tali kenca ( pelurus )</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. bahan – bahan yang diperlukan untuk menanam cabai rawit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - benih cabai rawit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - pupuk kandang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - urea</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - TSP</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Bambo</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Insektisida</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Fungisida</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - KCL</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Pelastik kecil bumbungan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Lalang atau daun kelapa</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> BERCOCOK TANAM</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan harapan kita semua . untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan kegiatan bercocok tanam cabai rawit yang menggunakan tahapan – tahapan sebagai berikut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. pengolahan tanah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> dapat dilakukan membajak atau mencangkul sedalam 25 – 30 cm hingga tanah menjadi gembur . setelah itu biarkan 7 – 14 hari untuk mendapatkan sinar matahari</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - pembuatan bedeng</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • lebar bedeng 100 – 120 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tinggi bedeng 20 – 30 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • jarak antara bedeng dengan bedeng lainnya 30 – 45 cm . arah bedeng memanjang ke utara selatan .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - syarat pupuk kandang yang baik adalah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tidak berbau</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tidak panas</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • berwarna kehitam hitaman , dan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • benar – benar sudah matang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - jarak tanaman cabai rawit sebagai berikut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • 50 x 100 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • 60 x 70 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • 50 x 90 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - cara pembuata jarak tanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> a. pasang tali kenca ( pelurus ) sejajar dengan panjang bedeng , kira – kira 10 cm dari tepi bedeng</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. ukur jarak tanaman yang diinginkan pada sepanjang tali kencana tersebut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> c. buat lubang tanaman sesuai dengan jarak tanaman tersebut , kemudian beri pupuk besar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk kandang = 1 kg / lubang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk urea =</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk TSP =</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk KCI =</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> d. campurkan ketiga pupuk buatan hinga rata dan masukan pada setiap lubang yang telah dibuat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. pesemaian</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> pesemaian merupakan kegiatan untuk menghasilkan bibit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> tanaman atau calon tanaman yang baik . adapun tahapan pesemaian adalah sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> a. membuat bedeng atau tempat pesemaian , ukuran bedeng pesemaian sebagai berikut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • lebar bedeng 1 – 1,2 m</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • panjang bedeng 3 – 5 m</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tingi bedeng 15 – 20 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. penyemaian benih</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> kebutuhan benih untuk satu hektar berkisar antar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 300 – 500 benih . sebelum benih disemai atau ditabur , tempat pesemaian disiram merata . beberapa cara menyemai benih cabai rawit sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> – semai bebas atau ditabur merata</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> – semai dalam baris</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> – semai berkelompok</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. penanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> bibit tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan segera ditanam . penanaman sebaiknya pada sore hari agar tanaman tidak layu</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> ciri – ciri bibit yang siap tanam adalah sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • telah berumur satu bulan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tidak terserang hama dan penyakit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pertumbuhan tanaman seragam</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> cara penanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • siram bibit yang akan ditanam</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pilih bibit yangakan ditanam</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • lepaskan bumbung atau pelastik dari bibit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan kelubang agar tidak rebah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 4. pemeliharaan tanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> a. penyiraman</span></div>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-77628113140429399262012-01-25T20:29:00.001-08:002015-03-25T02:58:24.549-07:00JENIS JENIS CABE<span style="color: blue;">Saat ini telah banyak benih cabe hibrida yang beredar di pasaran dengan nama varietas yang beraneka ragam dengan berbagai keunggulan yang dimiliki.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Genus Capsicum terdiri dari 30 spesies, lima diantaranya telah di budidayakan, yakni : C. annuum; C. fritescens; C. pubenscense; C. baccatum dan C. chinese. Yang paling banyak di budidayakan di Indonesia adalah C. annuum ( cabe merah besar dan Cabai keriting ), kemudian C. frutescense ( Cabai Rawit ).</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Beberapa jenis cabe yang telah dirilis adalah: Jet set, Arimbi, Buana 07, Somrak, Elegance 081, Horison 2089 , Imperial 308 dan Emerald 2078. Dan untuk cabe hibrida keriting diantaranya, Papirus, CTH 01, Kunthi 01, Sigma, Flash 03, Princess 06 dan Helix 036, dan untuk cabe rawit hibrida adalah Discovery.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><table style="width: 506px;"><tbody>
<tr valign="top"><td width="385"><span style="color: blue;">a. Tanjung-1</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Potensi hasil 18 ton/ha</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Warna buah merah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Panjang buah 10 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Cocok untuk dataran rendah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Toleran terhadap hama pengisap daunb. Tanjung-2</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Potensi hasil 12 ton/ha</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Cocok untuk dataran rendah</span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">c. Lembang-1</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Potensi hasil 9 ton/ha</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Cocok untuk dataran tinggi</span></td><td width="368"><img alt="" src="http://htysite.co.tv/images/gbr%20tani/cabe%204.jpeg" height="109" width="136" /><span style="color: blue;"> </span><img alt="" src="http://htysite.co.tv/images/gbr%20tani/cabe%202.jpeg" height="91" width="136" /></td></tr>
</tbody></table>
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="color: blue;">JENIS CABAI DAN KARAKTERNYA </span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;"> </span><table border="1" cellpadding="1" cellspacing="1" style="width: 358px;"><tbody>
<tr><td width="175"><span style="color: blue;"> </span><br />
<div>
<b><span style="color: blue;">Jenis</span></b></div>
<span style="color: blue;"> </span></td><td width="572"><span style="color: blue;"> </span><br />
<div>
<b><span style="color: blue;">Karakteristik</span></b></div>
<span style="color: blue;"> </span></td></tr>
<tr><td><span style="color: blue;">Cabai Besar</span></td><td><span style="color: blue;">Bunga putih , permukaan buah rata dan halus, diameter sedang – besar , kulit daging buah terbal, berumur genjah dan dapat tumbuh di berbagai ketinggian</span></td></tr>
<tr><td><span style="color: blue;">Cabai Keriting</span></td><td><span style="color: blue;">Bunga putih atau ungu, buah muda hijau atau ungu, permukaan buah bergelombang, kulit daging buah tipis, umur lebih dalam, buah lebih tahan simpan dapat tumbuh pada berbagai ketinggian.</span></td></tr>
<tr><td><span style="color: blue;">Cabai Paprika</span></td><td><span style="color: blue;">Buah muda memiliki warna bervariasi ( kuning, hijau muda, hijau dan ungu, buah kotakatau lonjong, permukaan rata, kulit daging buah tebal , tidak pedas dan cocok untuk datarang tinggi.</span></td></tr>
<tr><td><span style="color: blue;">Cabai rawit</span></td><td><span style="color: blue;">Bunga berwarna putih kehijaan, buah muda berwarna putih, kuning atau hijau, daging buah lunak, rasa buah pedas.</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="color: blue;"> Syarat Tumbuh </span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="color: blue;">Syarat Iklim</span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="color: blue;"> </span></b><span style="color: blue;">Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 240 – 270 C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160 – 230 C. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Cabai hibrida Hot Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi + 1200 m dpl. </span><img align="left" alt="" src="http://htysite.co.tv/images/gbr%20tani/cabe%206.jpeg" height="97" width="143" /><span style="color: blue;">Sedangkan cabai hibrida Long Chili lebih cocok ditanam pada ketinggian antara 800 – 1500 m dpl. Khusus untuk cabai Paprika umumnya hanya cocok ditanam di dataran tinggi. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman paprika antara 210 – 250 C, sedangkan untuk pembentuk-an buah memerlukan temperatur 18,30. Cabai paprika tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang tinggi karena dapat menyebabkan buah seperti terbakar (sunburn) dan juga hasil akhir bobot buah akan sangat rendah. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, tanaman paprika akan mengalami gugur tunas, gugur bunga dan buah muda, serta ukuran buah sangat kecil. Meskipun cabai paprika umumnya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi dapat pula dikembangkan di dataran menengah mulai ketinggian 600 m dpl; yakni dengan cara memanipulasi lingkungan. Alih teknologi budidaya paprika di dataran menengah antara lain menggunakan sungkup beratapkan plastik bening (transparan).</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="color: blue;">Iklim</span></b><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Suhu udara 16° - 32 ° C</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar matahari cukup (10 -</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 12 jam).</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="color: blue;">Syarat Tanah</span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 – 6.8, karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit layu. Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Beberapa angka pH tanah (reaksi tanah), terdiri atas :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Paling masam (< 4.0)</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sangat asam (4.0 – 4.5)</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Asam (4.5 – 5.5)</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Agak asam (5.5 – 6.5)</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Netral (6.5 – 7.5)</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Agak basa (7.5 – 8.5)</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Basa (8.5 – 9.0)</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sangat basa (9.0).</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pada pH tanah asam, ketersediaan unsur-unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium dan Molibdinum menurun dengan cepat. Pada pH tanah basa akan menyebabkan unsur-unsur Nitrogen, Besi, Mangan, Borium, Tembaga dan Seng ketersediaannya relatif menjadi sedikit. Cabai yang ditanam pada tanah asam pada umumnya keracunan unsur Alumunium (Al), Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Sebaliknya pada pH basa, jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan ion lain, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="color: blue;">Tanah </span></b><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Tanah berstruktur remah/gembur dan kaya akan bahan organik.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Derajat keasaman (PH) tanah antara 5,5 - 7,0</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Tanah tidak becek/ ada genangan air</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: small;"><b><span style="color: blue;">Pedoman Teknis Budidaya </span></b></span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Penyiapan Benih Benih cabe dapat dibuat sendiri dengan cara sebagai berikut:</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Pilih buah cabe yang matang (merah)</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Bentuk sempurna, segar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Tidak cacat dan tidak terserang penyakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara memanjang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Cuci biji lalu dikeringkan.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Kemudian pilih biji yang bentuk, ukuran dan warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> keriput dan tidak cacat.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Bila kesulitan membuat sendiri, benih cabe dapat dibeli di toko pertanian setempat.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Benih yang akan ditanam diseleksi dengan cara merendam dalam air, biji yang terapung</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> dibuang.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">PERSIAPAN TANAM</span></span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 – 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 – 14 hari.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110 – 120 cm, tinggi 40 – 50 cm, lebar parit 60 – 70 cm, sedangkan panjang bedengan sebaiknya lebih dari 12 meter. Khusus pada tanah yang banyak mengandung air (mudah becek), sebaiknya parit dibuat sedalam 60 – 70 cm.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Di sekeliling lahan kebun cabai dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70 centimeter.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang sebanyak 1,0 – 1,5 kg/tanaman.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pada tanah yang pH-nya masam, bersamaan dengan pemberian pupuk kandang dilakukan pengapuran sebanyak 100 – 125 gram/tanaman.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pupuk kandang dan kapur pertanian dicampur dengan tanah bedengan secara merata sambil dibalikkan, kemudian dibiarkan diangin – anginkan selama kurang lebih 2 minggu.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><b><span style="color: blue;">Catatan : </span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Jika populasi cabai hibrida per hektar antara 18.000 – 20.000 tanaman pada jarak tanam 60 x 70 cm, maka diperlukan pupuk kandang 18 – 30 ton, dan kapur pertanian 1,8 – 2,0 ton.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><b><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">PERSEMAIAN</span></span></b><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sebelum tanam di tempat permanen, sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai yang dapat berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan sekitar 10 cm yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air(drainase).</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><b><span style="color: blue;">Persiapannya adalah sebagai berikut: </span></b></span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. Isikan dalam wadah semai media berupa tanah pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Untuk menghilangkan gangguan hama berikan pestisida sistemik di tanah dengan takaran 10 gr/m2. Media ini disiapkan 1 minggu sebelum penyemaian benih.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. Benih yang akan ditanam, sebelumnya direndam dalam air hangat (50 derajat Celcius) selama semalam, Tambahkan MiG- 6PLUS saat perendaman dengan dosis 10ml : 1 liter air.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. Tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila mungkin beri jarak antar benih 5 x 5 cm sehingga waktu tanaman dipindah / dicabut, akarnya tidak rusak. Usahakan waktu benih ditanam diatasnya ditutup selapis tipis tanah. Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap lembab.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><b><span style="color: blue;">Pembibitan </span></b></span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Benih yang telah berkecambah atau bibit cabe umur 10-14 hari (biasanya telah tumbuh sepasang daun) sudah dapat dipindahkan ke tempat pembibitan. • Siapkan tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm atau bumbungan dari bahan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan ke dalamnya campuran tanah, pasir dan pupuk kandang.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">• Pindahkan bibit cabe ke wadah pembibitan dengan hati-hati. Pada saat bibit ditanam di bumbungan, tanah di sekitar akar tanaman ditekan-tekan agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak. Letakkan bibit di tempat teduh dan sirami secukupnya untuk menjaga kelembabannya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pembibitan ini bertujuan untuk meningkatkan daya adaptasi dan daya tumbuh bibit pada saat pemindahan ke tempat terbuka di lapangan atau pada polybag Pemindahan bibit baru dapat dilakukan setelah berumur 30-40 hari.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><b><span style="color: blue;">Penyiapan Benih dan Pembibitan</span></b></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: black;"><span style="color: blue;">Bersamaan dengan pembuatan bedengan kasar, dilakukan penyiapan benih dan pembibitan di pesemaian. Untuk lahan (kebun) seluas 1 hektar diperlukan benih + 180 gr atau 18 bungkus kemasan masing-masing berisi 10 gram. Benih dapat disemai langsung satu dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang ataupun polybag kecil ukuran 8 x 10 cm, tetapi dapat pula dikecambahkan terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan, benih cabai sebaiknya direndam dulu dalam air dingin ataupun air hangat 550 – 600 selama 15 – 30 menit untuk mempercepat proses perkecambah-an dan mencucihamakan benih tersebut. Bila benih cabai akan disemai langsung dalam polybag, maka sebelumnya polybag harus diisi dengan media campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah pupuk NPK dihaluskan serta Furadan atau Curater. Sebagai pedoman untuk campuran adalah : tanah halus 2 bagian (2 ember volume 10 liter) + 1 bagian pupuk kanda</span></span><span style="color: blue;">ng matang halus (1 ember volume 10 liter) + 80 gr pupuk NPK dihaluskan (digerus) + 75 gr Furadan. Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam polybag hingga 90% penuh. Benih cabai hibrida yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0 – 1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah tipis. Berikutnya semua polybag yang telah diisi benih cabai disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Bila benih dikecambahkan terlebih dahulu, maka sehabis direndam harus segera dimasukkan ke dalam lipatan kain basah (lembab) selama + 3 hari. Setelah benih keluar bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat segera disemaikan ke dalam polybag. Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih yang siap disemai dalam polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag prinsipnya sama seperti cara di atas hanya perlu alat bantu pinset agar kecambah benih cabai tidak rusak. Penyimpanan polybag berisi semaian cabai dapat ditata dalam rak-rak kayu atau bambu, namun dapat pula diatur rapi di atas bedengan-bedengan selebar 110 – 120 cm. Setelah semaian cabai tersebut diatur rapi, maka harus segera dilindungi dengan sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan) ataupun jaring net kassa. Selama bibit di pesemaian, kegiatan rutin pemeliharaan adalah penyiraman 1-2 kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air saat tanaman muda berumur 10 – 15 hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="color: blue;">Cara serupa dalam penyiapan bibit Cabai berdasarkan pengalaman petani cabai , tetapi prinsipnya hampir sama :</span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Dalam hal pembibitan cabai, ujar Rajimin, sebaiknya dilakukan apabila penyiapan lahan sudah 70% selesai. Hal ini untuk menghindari dari bibit terlalu tua (terlambat tanam), selain itu, persiapan media semai terdiri dan tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 ditambah insektisida furadan. Perbandingan 2 ember tanah + 1 ember pupuk kandang + 165 gram SP-36 + 75 gram furadan. Untuk pembibitan memakai polybag ukuran 8 x 10 cm, 6 x 10 cm, untuk penanaman 1 ha dibutuhkan pembibitan polybag sebanyak 20.000 polybag termasuk cadangan untuk sisipan. Langkah selanjutnya, ungkapnya, upaya mensterilkan media sesuai dengan fumigan, dimana Media semai sebaiknya disterilisasi terlebih dahulu dengan menggunakan fumigan tanah (Basamid G). Tujuannya apabila Basamid G terkena air akan mengeluarkan gas metil isotiosianat yang dapat membunuh serangga, cendawan, nematoda dan bakteri serta mematikan benih gulma yang akan tumbuh. Dan, selanjutnya, memberil perlakuan benih agar beban penyakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sebelum benih ditebar dipembibitan /ditanam dalam polybag, papar Rajimin, benih harus diberi perlakuan. Ada dua cara pemberian perlakukan, dimana pertama dengan perlakuan basah berupa, yakni sebelum benih disemai terlebih dahulu benih direndam dalam l</span><i><b><span style="color: blue;">arutan air yang diberi fungisida dan bakterisida (air 1 ltr + 1,5 ml previcurn + 1,2 gram Agrimycin) selama 4-6 jam</span></b></i><span style="color: blue;">. Kemudian benih dibungkus handuk/koran dibasahi lalu diperam dalam kaleng biskuit yang diberi lampu 15 watt, selama 3—4 han benih berkecambah 0,5-1,0 mm dan siap disemaikan.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sedangkan Perlakuan kering, lanjutnya, sebelum benih disemai terlebih dahulu kemasan dibuka, diberi fungisida Derosol 60 Wp satu sendok dan Agrimycin setiap kemasan benih dan dikocok sampai merata, kemudian benih siap disemai.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="color: blue;">Pemeliharaan bibit secara intensif</span></b><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Selama bibit berada dalam rumah pembibitan, diharapkan untuk tetap mendapat pemeliharaan. “Untuk mendapatkan bibit siap tanam yang berkualitas baik, jadwal pembukaan dan penutupan sungkup, hendaknya dilakukan pada pagi hari bibit perlu mendapat sinar matahari, maka sungkup dibuka s/d jam 10.00 WIB, sungkup ditutupkan kembali saat panas mulai terik jam 10.00 – 16.00 WIB bila han hujan sungkup tetap ditutup untuk menghindari dari percikan air hujan,” jelasnya. Sedangkan pola penyiraman dilakukan setiap hari, penyiangan / Gulma dilakukan pada musim hujan, karena gulma mudah tumbuh, maka pembibitan perlu disiangi dengan cara mencabut gulma yang turnbuh pada areal pembibitan. </span><img align="texttop" alt="" src="http://htysite.co.tv/images/gbr%20tani/cabe%2010.jpg" height="198" width="270" /><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Untuk tahap pemupukan cukup menggunakan pupuk melalui daun (penyemprotan) dengan mempergunakan pupuk daun, berdosis 1 gram atau 1 ml/ltr air, selain itu dalam hal pengendalian H/P, ujar Rajimin, hama yang menyerang biasanya adalah ulat tanah ( Agrotis ipsilon). Hal itu terlihat dengan tanda-tandanya bibit mati terpotong, penyakit lainnya biasanya yang meyerang tanaman cabai berupa cendawan ( Pythium Aphanider Matum), untuk jenis ini tanda—tanda serangan batang mudah layu. Mengantisipasinya dapat dilakukan penyemprotan Insektisida yang digunakan Decis, Fungisida yang digunakan Dithane M.45 dosis 0,5 dan konsentrasi yang biasa dilakukan, pengendalian dilakukan sebaiknya 3 hari sebelum pindah tanam, terang Rajimin.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak ( MPHP ) </span></span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Jenis dan dosis pupuk yang biasa digunakan untuk cabai hibrida adalah sebagai berikut :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Untuk praktisnya dapat menghitung pupuk per bedengan. Misalnya panjang bedengan 12 meter, jarak tanam 60 x 70 cm akan berisi 40 tanaman. Jadi, pupuk yang diperlukan sejumlah + 4 kg, yang terdiri atas perbandingan 3 ZA : 1 Urea : 2 TSP : 1,5 Kcl, dengan catatan tiap 100 kg pupuk campuran tadi ditambahkan 1 kg Borate dan 1,5 kg Furadan. Campuran pupuk buatan ini disebar merata sambil diaduk dan dibalikkan dengan tanah bedengan. Kemudian bedengan diratakan kembali sambil dirapihkan, dan setelah itu disiram air secukupnya agar pupuk dapat larut ke lapisan tanah. Pemasangan MPHP sebaiknya memperhatikan cuaca, yakni pada saat terik matahari antara pukul 14.00 – 16.00 agar plastik tersebut memanjang (memuai) dan menutup tanah serapat mungkin. Pemasangan MPHP minimal dilakukan oleh 2 orang. Caranya adalah : tariklah kedua ujung MPHP ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu berbentuk “U” yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik pula lembar MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada setiap jarak 40 – 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) bibit cabai yang ditanam.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Untuk menaikkan PH Tanah, sebaiknya dilakukan pengapuran tanah, dengan caranya, pada saat pengolahan tanah, diberikan kapur pertanian yang menggunakan, Kalsit/Kaptan CaCO3, Dalomite Ca Mg (CO) berdosis, 2 sampai 4 Ton/Ha atau 200-400 gram/m2.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pemupukan bedengan, ujarnya, dilakukan pada saat pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) sebanyak 85% dan total pupuk yang akan diberikan. Pada musim hujan pemberian N jangan terlalu banyak akan menyebabkan batang tanaman cabai banyak mengandung air (sukulen), tanaman yang sukulen akan mudah terserang Hama / penyakit</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><b><span style="color: blue;">Persiapan Media Tanam dalam Polybag </span></b></span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. Siapkan polybag tempat penanaman yang berlubang kiri kanannya untuk pengaturan air.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. Masukkan media tanam ke dalamnya berupa campuran tanah dengan pupuk kandang 2 : 1 sebanyak 1/3 volume polybag. Tambahkan pestisida sistemik 2-4 gr/tanaman untuk mematikan hama pengganggu dalam media tanah.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam polybag setinggi 1/3 nya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 4. Tambahkan pupuk buatan sebagai pupuk dasar yaitu 10 gr SP 36, 5 gr KCl dan 1/3 bagian dari campuran 10 gr Urea + 20 gr ZA per tanaman (2/3 bagiannya untuk pupuk susulan). Biarkan selama 3 hari , kemudian siram dengan larutan pupuk hayati MiG -6 PLUS dengan dosis 10ml : 1 liter air.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><b><span style="color: blue;">Penanaman di Lapangan </span></b></span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Siapkan bedengan yang dicampur dengan pupuk kandang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Jika pH tanah rendah (4-5) maka lakukan terlebih dahulu pengapuran. Pengapuran dilakukan bersamaan dengan pembuatan bedengan sebarkan kapur, aduk rata, biarkan selama 3 minggu.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Semprotkan larutan pupuk hayati MiG-6PLUS merata pada permukaan bedengan. Tahap ini kebutuhan pupuk hayati MiG – 6 PLUS adalah 2 liter per hektar.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Tutup bedengan dengan mulsa plastik.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Gunakan kaleng yang diberi arang untuk melubanginya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Pindahkan hati-hati bibit ke dalam lubang tanam.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Penanaman </span></span></b><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. Pilih bibit cabe yang baik yaitu pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama penyakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. Tanam bibit tersebut di polybag penanaman. Wadah media bibit harus dibuka dulu sebelum ditanam. Hati-hati supaya tanah yang menggumpal akar tidak lepas. Bila wadah bibit memakai bumbungan pisang langsung ditanam karena daun tersebut akan hancur sendiri. Tanam bibit bibit tepat di bagian tengah, tambahkan media tanahnya hingga mencapai sekitar 2 cm bibir polybag.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: medium;"><b><span style="color: blue;">Penanaman</span></b></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Waktu tanam yang paling baik adalah pagi atau sore hari, dan bibit cabai telah berumur 17 – 23 hari atau berdaun 2 – 4 helai. Sehari sebelum tanam, bedengan yang telah ditutup MPHP harus dibuatkan lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk cabai merah hibrida adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, sedangkan cabai paprika 50 x 70 cm atau 60 x 70 cm. Pembuatan lubang tanam dapat menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. Penggunaan alat ini dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan. Dengan cara demikian MPHP akan berlubang berupa bulatan-bulatan kecil berdiameter + 6 – 8 cm. Selain itu, dapat juga menggunakan alat bantu bekas kaleng susu yang salah satu permukaannya telah dipotong. Cara penggunaan kaleng bekas susu ini adalah : tutupkan pada calon lubang tanam yang telah ditetapkan, kemudian putarlah sambil ditekan alakadarnya, maka akan langsung terbentuk lubang kecil. Cara lain adalah menggunakan pisau silet atau pisau cutter dengan cara dikeratkan langsung pada MPHP berbentuk bulatan kecil. Bibit cabai hibrida yang siap dipindahtanamkan segera disiram dengan air bersih secukupnya. Kemudian bersama dengan polybagnya direndam dalam larutan fungisida sistemik atau bakterisida pada dosis 0,5 – 1,0 gram/liter air selama 15 – 30 menit untuk mencegah penularan hama dan penyakit. Setelah media semainya cukup kering, bibit cabai hibrida dikeluarkan dari polybag secara hati-hati. Caranya : ambil polybag berisi bibit sambil dibalikkan dan pangkal batang bibit cabai dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Bagian dasar polybag ditepuk-tepuk secara pelan dan hati-hati, maka bibit cabai akan keluar bersama akar dan medianya. Bibit cabai hibrida siap langsung ditanam pada lubang tanam yang tersedia.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Cara penanaman bibit cabai adalah : mula-mula sebagian tanah pada lubang tanam diangkat kira-kira seukuran media polybag; kemudian bibit dimasukkan sambil diurug tanah hingga dekat pangkal batangnya cukup padat. Bibit cabai hibrida yang disemai dalam polybag ini, begitu dipindahtanamkan langsung tumbuh (segar) tanpa mengalami kelayuan (stagnasi). Selesai tanam, segera disiram sampai tanahnya cukup basah.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">PEMELIHARAAN TANAMAN</span></span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi : pemasangan ajir (turus), penyiraman (pengairan), perempelan tunas dan bunga pertama, pemupukan tambahan (susulan), perempelan daun bawah di bawah cabang, pengendalian hama dan penyakit. Khusus untuk cabai paprika yang sifatnya peka terhadap sinar matahari yang terik diperlukan naungan beratap plastik bening (transparan). Pemasangan kerangka naungan ini bisa tunggal per bedengan, atau 2 bedengan bahkan tiap 4 bedengan; tergantung dari kepraktisan maupun ketersediaan bahan.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Tata cara pemasangan sungkup (naungan) untuk cabai paprika (atau cabai hibrida di musim hujan), pada prinsipnya adalah sebagai berikut :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">a. Pasang tiang-tiang dari bambu gelondongan setinggi 50 – 80 cm di bagian pinggir bedengan; arahnya memanjang pada jarak tiap 3-4 meter.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. Pasang bilah bambu yang bentuknya dilengkungkan setengah lingkaran setinggi 160 – 200 cm dari permukaan tanah. Caranya adalah dengan memasukkan ujung bilah bambu ke dalam lubang bambu gelondongan yang letaknya berpasangan.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> c. Hubungkan antara kerangka sungkup yang satu dengan yang lainnya dengan bilah bambu yang dipasang memanjang, kemudian ikat dengan tali kawat, hingga akhirnya sungkup (kerangka) naungan siap dipasang atap plastik bening.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> d. Pasang atap plastik bening, dan kuatkan dengan tali pengikat agar tidak mudah lepas oleh terpaan angin.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Kegiatan pemeliharaan tanaman untuk semua jenis atau varietas cabai hibrida umumnya meliputi :</span></span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Pemasangan ajir (turus)</span></span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Cabai hibirida umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang ajir (turus) dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm dan tebalnya + 2 cm. Ajir dipasang (ditancapkan) tegak tiap 3 tanaman cabai 1 ajir secara berjajar mengikuti arah panjang bedengan. Antara ajir dengan ajir lainnya dihubungkan dengan bilah bambu memanjang (gelagar) tepat pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Pemasangan ajir harus sedini mungkin, yakni pada saat tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah tanam. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman cabai sewaktu memasang (menancapkan) ajir. Khusus untuk cabai paprika, pemasangan ajir setiap tanaman 1 ajir.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Pengairan (Penyiraman)</span></span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih menyesuaikan diri terhadap lingkungan kebun (adaptasi), maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 – 4 hari sekali. Pengeleban ini airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah dengan ujung MPHP. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang kembali melalui saluran pembuangan. Tanah yang becek atau menggenang akan memudahkan tanaman terserang penyakit layu. Di lahan tertentu yang tidak mungkin melakukan pengairan dengan cara dileb, dapat menggunakan teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung selang dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan. Tanaman cabai hibrida di bawah 40 hari, memerlukan pengairan yang intensif dan rutin. Sedangkan tanaman yang sudah produktif (berbuah) tidak mutlak memerlukan air banyak. Tetapi yang terpenting adalah menjaga agar tanah tidak kekeringan.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Perempelan</span></span></b><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Cabai hibrida umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perempelan (pembuangan) tunas samping.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai hibrida yang berumur antara 7 – 20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan. Biasanya perempelan tunas ini dilakukan 2 – 3 kali. Tanpa perempelan tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan lambat.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari sela-sela percabangan pertama, maka bunga ini pun harus dirempel. Tujuan perempelan bunga perdana ini adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Kelak tanaman cabai hibrida yang sudah berumur 75 – 80 hari biasanya sudah membentuk percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel, terutama daun yang terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah tidak produktif lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan hama dan penyakit. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab pertumbuhan cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua, justru berakibat fatal, yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana dan produksinya menurun.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="font-size: small;"><b><span style="color: blue;">Pemupukan Tambahan (susulan)</span></b></span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Sekalipun tanaman cabai hibrida sudah dipupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan (susulan). Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan Complesal cair. Interval penyemprotan pupuk daun antara 10 – 14 hari sekali, dengan dosis atau konsentrasi yang tertera pada labelnya (kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase pertumbuhan bunga dan buah (generatif), masih perlu pemberian pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal merah, Kemira merah ataupun Growmore Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, tanaman cabai yang berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, Kcl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak + 4 sendok makan. Cara pemberiannya adalah dengan melubangi MPHP diantara 4 tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang tersebut sambil diaduk-aduk dengan tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut dan meresap ke dalam tanah. Pemupukan susulan berikutnya masih diperlukan, terutama bila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama dan penyakit. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah NPK sebanyak 4-5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air (1 drum). Pemberiannya adalah dengan cara dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 – 500 cc atau tergantung kebutuhan. Cara pengocoran dapat dilakukandengan alat bantu corong atau selang sepanjang 0,5 – 1,0 m dimasukkan ke dalam lubang MPHP dekat pangkal batang tanaman cabai. Pengocoran pupuk larutan ini dapat dilakukan setiap dua minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama, sehingga dapat dipanen beberapa kali (12 – 14 kali), terutama pada hibrida Hot Beauty dan Hero. Setiap kali selesai panen perlu dipupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buah. Jenis dan dosis pupuknya adalah berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak 2 sendok per tanaman yang diberikan di antara 2 tanaman cabai bagian kiri dan kanan. Pada kondisi pertumbuhan tanaman cabai cukup bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali. Pemupukan Nitrogen pada cabai hibrida dianjurkan 2 macam sumber N, yaitu ZA san Urea. Pupuk ZA selain mengandung unsur Nitrogen, juga kaya akan unsur Belerang (S) yang diperlukan untuk pertumbuhan cabai hibrida secara optimal.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><b><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Pemeliharaan Penyiraman </span></span></b><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelembaban media tanah.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Pemupukan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Lakukan pemupukan susulan :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Pupuk Kimia</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Umur 30 hari setelah tanam : 5 gr Kcl per tanaman. Umur 30 dan 60 hari Setelah tanam : masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran Urea dan ZA pada pemupukan dasar.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • Pupuk hayati MiG-6PLUS</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pengulangan pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS pada masa pemeliharaan adalah setiap 3 minggu sekali dengan dosis yang di anjurkan adalah 2 liter MiG-6PLUS per hektar.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><b><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Perompesan </span></span></b><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Perompesan adalah pembuangan cabang daun di bawah cabang utama dan buang bunga yang pertama kali muncul.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><br />
<br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="May be useful for farmers Etawa.">Silahkan baca artikel rekomendasi dari saya <a href="http://www.sadar-asuransi.com/rekeningpintar/">DISINI</a></span></span>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-33127333577725735302012-01-25T20:27:00.001-08:002012-01-25T20:27:49.712-08:00BUDIDAYA CABE ( CABE MERAH DAN CABE RAWIT ) Capsicum sp<div align="justify"><span style="color: blue;">Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan.</span></div><span style="color: blue;"> </span><div align="justify"><span style="color: blue;">Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. </span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu.</span></div><span style="color: blue;"> </span><div align="justify"><span style="color: blue;">Dewasa ini bertani cabai hibrida sistem </span><strong><span style="color: blue;">mulsa plastik hitam perak</span></strong><span style="color: blue;"> (MPHP) banyak dipraktekkan pada cabai Hot Beauty, Hero, Long Chili, Ever-Flavor dan cabai Paprika. Dimungkinkan pula pada usahatani cabai keriting hibrida maupun cabai kecil (rawit, cengek) hibrida. Alasan utama sistem MPHP digunakan pada cabai-cabai hibrida adalah untuk mengimbangi biaya pengadaan MPHP dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi daripada cabai biasa, sehingga secara ekonomis menguntungkan. Budidaya cabai hibrida dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang intensif. Pada umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini dapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban udara di sekitar kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara intensif untuk meningkatkan produksi maupun kualitas hasil, diantaranya adalah penggunaan benih unggul dari varietas hibrida yang bermutu tinggi, penerapan MPHP, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, serta cara-cara lain yang khas seperti pemasangan turus dan perempelan tunas ataupun daun.</span></div><span style="color: blue;"> </span><div align="justify"><strong><span style="font-size: medium;"><span style="color: blue;">Manfaat Cabe </span></span></strong></div><span style="color: blue;"> </span><div align="justify"><span style="color: blue;">Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yanng tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> [1]. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980). Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> [2] dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker.</span><img alt="" height="240" src="http://htysite.co.tv/images/gbr%20tani/cabe%208.jpg" width="320" /><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabe (Capsicum Annum varlongum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Tingginya harga jual dan beli cabai merah besar( Capsium annum Var Longum) beberapa tahun terakhir yang sampai pada kisaran Rp 20 ribu – Rp 40 ribu pada bulan Juli – Agustus tahun 2010, menyebabkan tanaman tersebut masuk dalam agenda pembicaraan nasional.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Betapa tidak! Dimusim hujan, harga cabai cenderung melambung, dengan pengelolaan tanaman secara tradisionil sulit diharapkan hasilnya yang optimal, sebab pada musim hujan serangan hama dan penyakit sangat hebat dan resiko kebanjiran, ternyata selain itu, Cabai ternyata mampu sebagai penyebab tingginya laju inflasi nasional tersebut, mununjukkan bahwa cabai benar-benar merupakan komoditas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, permintaan akan cabai oleh industri dari hari ke hari terus meningkat, seiring dengan makin maraknya industri pengolahan bahan makanan menggunakan cabai sebagai bahan baku utamanya, misalkan sambal, saus, dan mie instan.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Demikian dikatakan H Nukman Harahap, Kepala kantor Informasi penyuluhan pertanian(KIPP) Labuhanbatu, melalui Rajimin dan Makmur Sentosa Rambe, Kelompok Jabatan fungsional(KJF) KIPP Labuhanbatu, Senin(3/9) di kantornya di kawasan jalan HM Said, Rantauprapat.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Budidaya tanaman cabai, menurutnya sangat menjanjikan dalam nilai ekonomi, sebab, potensi pasar yang kian cerah juga ditopang oleh kian mudahnya dalam membudidayakannya, seiring terus dilakukannya penelitian-penelitian dalam pengembangannya. “KIPP sendiri telah banyak melakukan ujicoba penanaman berbagai jenis cabai di beberapa tempat di Labuhanbatu, serta dari pengalaman tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan informasi dapat memperolehnya di KIPP. Karena, KIPP sendiri sebagai wahana yang bertujuan meningkatkan SDM para petani/kebun dan nelayan dalam menguasai teknologi pertanian,” urainya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Banyak pilihan varietas cabai apabila hendak membudidayakan komoditi tersebut, pasalnya, ada beberapa varietas cabai, seperti varietas lokal yakni Tit Super Lv, merupakan cabai dataran rendah yang cocok ditanam sepanjang tahun pada musim hujan. Panjang buahnya mencapai 12-14 cm, diameter 1,5 cm dan umur panen adalah 90 hari setelah semai. Produksinya mencapai 20 ton perhektar. “Kemudian jenis keriting lokal yang tahan tanam dimusim hujan antara lain, varietas lokal daerah Kudus, Rembang, Lampung, sumatera Barat, Karo, Garut dan varietas lokal daerah yang benihnya telah diseleksi oleh perusahaan benih, seperti jenis Laris yang dapat ditanam pada ketinggian 0-700 mdpl(meter dari permukaan laut), dimana panjang buahnya mencapai 16-18 cm dan rasanya sangat pedas, produksinya 18 ton perhektar. Selain itu varietas cabai jenis Cemeti yang dinilai sangat tahan terhadap penyakit, sesuai ditanam dimusim hujan.Bentuk buahnya panjang, dapat dipanen pada umur 65-85 hari setelah tanam, produksinya perhektar mencapai 16-18 ton,” ujarnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Kalaupun hendak mempergunakan varietas lainnya, tersedia jenis unggul/hibrida yang terdiri dari Hot Beauty(457), varietas ini tahan terhadap penyakit dimusim hujan, panjang buah 13 cm, diameter 1,4 cm, berat rata-rata buah 7,5 gram, dipanen pada umur 75 hari setelah tanam didataran rendah, untuk dataran tinggi panen mencapai 90-100 hari. “Jenis cabai Hybrid TM-999 yang berasal dari Hungnong, Korea dapat terus menerus berbunga sehingga dapat dipanen dalam jangka panjang, denga ukuran buah panjang 12,5 cm dengan berat buah 5-6 gram, dipanen pada umumnya 90 hari setelah tanam untuk dataran rendah dan 105 hari pada dataran tinggi, dengan hasil tanaman 0,8-1,2 kilogram perpohon,” imbuhnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Jenis lainnya, yakni Maraton, dapat ditanam pada ketinggian 0-800 mdpl. Tahan terhadap penyakit layu Pseudomonas, patek/antraknosa dan bercak daun bakteri, baik ditanam pada musim hujan dengan berat buah 12,5-14,3 gram. Umur dapat dipanen 70-75 hari setelah tanam.uksi 1-1,5 kg/tanaman atau 18-27 ton/Ha. “Selain itu juga ada jenis CTH-01, Home Flavor, Kunthi dan Taro.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Dalam memilih lokasi ideal penanaman cabai, KIPP Labuhanbatu, ujar Rajimin akan memberi juklak dan juknis yang tepat bagi para petani yang ingin berbudidaya cabai. “Lokasi penanam merupakan unsur terpenting dan strategis dalam menentukan kesuksesan usaha bertanam cabai,” tegasnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Maka, pedoman awal yang dapat dijelaskan, akunya, agar menghindari lokasi bekas lahan tanaman solanaceae. Idealnya, dipilih bekas tanaman padi, malah bukan bekas tanaman cabai atau bekas tanaman famili solanaceae , seperti tomat, kentang, terong dan sebagainya. Untuk itu, usahakan lokasi mendapat penyinaran matahari optimal. “Bertanam cabai jangan sampai terlindung oleh pohon besar dan jangan ditempat yang tergenang air,” tuturnya. Serta hindari tanah liat dan masam, dengan PH tanah(derajat keasaman yang dikehendaki berkisar 5,5-6,3, sedangkan PH optimal 6,0-6,5. Tanaman cabai dapat tumbuh pada ketinggian 0-1200 mdpl, namun yang terbaik pilih ketinggian 200-600 mdpl.</span></div>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-24586355857646925072012-01-25T20:23:00.001-08:002012-01-25T20:23:25.080-08:00Cara Menanam Cabe Rawit Merah Yang Baik<span style="font-weight: bold;"><span style="color: blue;">Cara Menanam Cabe Rawit Merah Yang Baik</span></span><span style="color: blue;">. nah bagaimana sih cara dan teknik menanam cabe dengan kata lain bercocok tanam cabe dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam memulai usaha mandiri tanaman cabe rawit atau cabe merah ini? nah anda bisa ikuti beberapa tips dan teknik </span><u><span style="color: blue;">Cara Menanam Cabe Rawit Merah Yang Baik</span></u><span style="color: blue;"> dibawah.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;">berikut langkah - langkah dalam menanam cabe rawit yang benar :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"><br />
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><u><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Menyiapkan Bibit</span></span></u></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Bibit merupakan faktor yang paling menentukan dalam budidaya suatu tanaman. Meskipun pemeliharaan telah dilakukan secara maksimal, tetapi tidak akan memperoleh hasil yang optimal kalau bibit yang ditanam dari benih yang kurang baik. Untuk memperoleh benih yang baik adalah:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">1.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Pilih buah cabe yang sehat, lebih besar dari yang lainnya dan matang sempurna.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">2.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Buang bagian pangkal dan ujungnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">3.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Sayat bagian buah yang tersisa, kemudian ambil bijinya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">4.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Jemur ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung selama tiga hari.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: blue;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Langkah berikutnya adalah menyemai benih yang sudah kering untuk dijadikan bibit. Kegiatan menyemai ini diawali dengan merendam benih dengan air hangat selama kurang lebih 30 menit. Selanjutnya benih direndam sehari semalam dalam larutan perangsang akar. Cara membuat larutan perangsang akar dibahas pada topik </span><b><i><span style="color: blue;">Meningkatkan Produksi Padi (2)</span></i></b><span style="color: blue;">.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: blue;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Benih yang masih mengapung setelah sehari semalam direndam harus dibuang, karena benih tersebut pertumbuhannya tidak akan maksimal. Untuk benih yang tenggelam bungkus dengan kain basah dan biarkan sehari semalam lagi. Keesokan harinya benih baru disemaikain.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: blue;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Persemaian harus disiapkan bersamaan dengan kegiatan merendam benih. Media yang digunakan berupa tanah gembur yang dicampur pupuk kandang yang sudah matang dengan perbandingan sama banyak. Masukan media persemaian ke dalam plastik es yang diameternya 3-5 cm dan untuk tingginya cukup 6 cm saja. Basahi media dengan larutan perangsang akar hingga lembab. Selanjutnya, semaikan benih satu per satu. Atasnya tutup dengan media, tipis saja, supaya benih tidak terlihat. Selama benih belum tumbuh kondisi media harus selalu lembab dan waspada terhadap pencurian benih yang dilakukan semut. Benih siap untuk dijadikan bibit dan dipindah tanamkan apabila sudah memiliki empat helai daun sempurna.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: blue;"><br />
</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img alt="persemaian cabe" border="0" height="300" src="http://1.bp.blogspot.com/_KLNKylfdR64/THNXi_7YaFI/AAAAAAAAAK0/AMmavzzLpxs/s320/Persemaian+Cabe.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" width="400" /></div><div style="text-align: center;"><b style="color: red;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;"><span style="color: blue;">Persemaian Cabe</span></span></b></div><span style="color: blue;"><br />
</span><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><u><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Media Tanam</span></span></u></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Media tanam merupakan tempat berkembangnya akar dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Dari media tanam ini tanaman menyerap makanan yang berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam harus sudah siap paling lambat dua minggu sebelum tanam supaya terjadi pemadatan media yang sempurna. Media yang baik untuk digunakan terdiri dari tanah gembur atau </span><i><span style="color: blue;">top soil</span></i><span style="color: blue;">, kompos, dan sekam padi dengan perbandingan volume sama banyak. Aduk ketiga bahan tadi sampai tercampur rata, kemudian masukan ke pot atau </span><i><span style="color: blue;">polybag</span></i><span style="color: blue;"> yang memiliki diameter minimal 30 cm.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: blue;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Bahan-bahan di atas memiliki fungsi yang berbeda, namun satu sama lain saling mendukung. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar dengan prinsip pertukaran kation. Sekam gunanya untuk menampung/mengikat air dalam tanah, sedangkan kompos untuk menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi hara yang diperlukan oleh tanaman.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: blue;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Sebaiknya kompos yang digunakan adalah kompos yang terbuat dari sampah dapur dan sampah rumah tangga. Tujuannya adalah untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan, minimalnya yang ada di sekitar kita, dari permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah. Disamping itu, untuk menghemat biaya dalam pengadaan kompos. Cara pembuatan kompos berbahan baku sampah ini bisa dilihat pada topik </span><b><i><a href="http://bertanimandiri.blogspot.com/2010/05/mengubah-sampah-jadi-berguna.html"><span style="color: blue;">Mengubah Sampah Jadi Berguna</span></a></i></b><span style="color: blue;"> atau </span><b><i><a href="http://bertanimandiri.blogspot.com/2010/03/manfaat-sampah-rumah-tangga.html"><span style="color: blue;">Manfaat Sampah Rumah Tangga</span></a></i></b><span style="color: blue;">.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: blue;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><u><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Penanaman</span></span></u></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Seminggu sebelum tanam, media disiram dengan dua gelas </span><a href="http://bertanimandiri.blogspot.com/2010/05/keong-mas-hama-yang-bermanfaat.html"><span style="color: blue;">MOL Keong Mas</span></a><span style="color: blue;"> secara merata. Sebelum disiramkan, MOL harus dicampur air terlebih dahulu dengan dosis dua gelas MOL ditambah seember air (kira-kira 10 liter). Begitu juga sehari sebelum tanam, media harus disiram lagi menggunakan MOL dengan dosis yang sama, tetapi dalam penyiraman cukup segelas saja.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: blue;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Bibit yang ditanam hanya bibit yang sudah memiliki minimal empat daun sempurna, sehat dan pertumbuhannya bagus. Proses penanamannya adalah:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">1.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Buat lubang persis di tengah-tengah media, kira-kira lebih besar sedikit dari ukuran media bibit.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">2.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Buka plastik bibit dengan cara merobeknya. Saat merobek plastik harus berhati-hati jangan sampai merusak media dan mengakibatkan banyak akar yang terputus.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">3.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Masukan bibit ke lubang yang telah dibuat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">4.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Tutup media bibit dengan media bekas pembuatan lubang, lalu ratakan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">5.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Siram media tanam dengan air biasa sampai kebas.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: blue;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Apabila cuaca panas, sebaiknya tanaman diberi pelindung dari pelepah pisang yang ditekuk menjadi dua bagian kemudian disungkupkan menutupi bibit menyerupai bentuk segitiga sama kaki. Pemberian pelindung ini dimaksudkan supaya bibit yang baru ditanam tetap segar dan tidak mengalami kelayuan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: blue;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><u><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Perawatan Tanaman</span></span></u></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tanaman adalah:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">1.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Penyiraman dilakukan secara rutin, setiap pagi dan sore hari. Kegiatan ini tidak perlu dilakukan apabila cuaca hujan atau tanaman dikocor dengan MOL.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">2.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Mulai umur 7 hari sampai keluar bunga tanaman dikocor menggunakan </span><a href="http://bertanimandiri.blogspot.com/2010/05/keong-mas-hama-yang-bermanfaat.html"><span style="color: blue;">MOL Keong Mas</span></a><span style="color: blue;"> dengan dosis dua gelas/ember air. Setiap tanaman cukup diberi satu gelas dan diulang seminggu sekali.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">3.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Sejak tanaman berbunga sampai habis masa panen pengocoran tanaman menggunakan MOL Rebung Bambu dengan dosis dan cara pengaplikasian sama seperti di atas. Mengenai pembuatan MOL diuraikan di bawah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">4.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Penyemprotan menggunakan </span><a href="http://bertanimandiri.blogspot.com/2010/03/kita-juga-bisa-buat-em-loh.html"><span style="color: blue;">EM TANI 3</span></a><span style="color: blue;"> setiap lima hari sekali dengan dosis dua sdm/liter air.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">5.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Perempelan daun-daun tua, bunga pertama dan seluruh tunas yang keluar dari ketiak daun di bawah percabangan pertama.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">6.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Pencabutan tanaman liar atau rumput yang tumbuh di media tanam sekaligus dengan mengemburkan medianya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">7.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Jika terjadi tanda-tanda serangan hama atau penyakit, untuk menanggulanginya, lakukan dengan menyemprotkan pestisida organik.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: blue;"><br />
</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img alt="cabe dalam pot" border="0" height="400" src="http://1.bp.blogspot.com/_KLNKylfdR64/THNXrNcDpEI/AAAAAAAAAK8/sbXTKYQtGQ8/s320/Cabe+Pot.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" width="300" /></div><div style="text-align: center;"><b style="color: red;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;"><span style="color: blue;">Tanaman tumbuh normal</span></span></b></div><span style="color: blue;"><br />
</span><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><u><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">MOL Rebung Bambu</span></span></u></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Terdiri dari Rebung Bambu ½ kg, Air Cucian Beras 8 liter, Air Kelapa 2 liter, Buah-buahan Apkir 2 kg, Gula Merah ½ kg dan </span><a href="http://bertanimandiri.blogspot.com/2010/03/kita-juga-bisa-buat-em-loh.html"><span style="color: blue;">EM TANI 1</span></a><span style="color: blue;"> ½ liter. Cara pembuatanya adalah:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">1.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Rebung dan buah-buahan diparud/diblender/ditumbuk sampai halus.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">2.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Masukan kedalam ember atau drum plastik.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">3.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Tambahkan gula yang sudah diiris-iris, air cucian beras, air kelapa dan </span><a href="http://bertanimandiri.blogspot.com/2010/03/kita-juga-bisa-buat-em-loh.html"><span style="color: blue;">EM TANI 1</span></a><span style="color: blue;">, lalu aduk sampai merata.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">4.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Selanjutnya drum ditutup rapat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">5.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Setiap tiga hari sekali tutup dibuka dan cairan bahan diaduk-aduk selama kurang lebih 15 menit. Gunakan pengaduk yang bersih dan terbuat dari kayu/bambu/plastik.</span></span></div><span lang="IN" style="font-family: ";"><span><span style="color: blue;">6.</span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><span style="color: blue;"> </span></span></span></span><span lang="IN" style="font-family: ";"><span style="color: blue;">Setelah dua minggu cairan disaring dan larutan siap untuk digunakan.</span></span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;">demikian semoga bermanfaat menjalankan </span><a href="http://alabik.blogspot.com/2011/04/cara-menanam-cabe-rawit-merah-yang-baik.html"><span style="color: blue;">cara menanam cabe</span></a><span style="color: blue;"> diatas.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;">source : http://bertanimandiri.blogspot.com</span>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-19128880291562899242012-01-25T20:22:00.000-08:002012-01-25T20:22:02.534-08:00Budidaya Cabai Rawit<span style="color: blue;">Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (solanaceae.)yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabai rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabai lainnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai rawit dapat tumbuh baik didataran tinggi , maupu di dataran rendah . bertanam cabai rawit dapat memberikan nila ekonomi yang cukup tinggi apabila diusahakan dengan sungguh – sungguh .Satu hektar tanaman cabai rawit mampu menghasilkan 8 ton buah cabai rawit karena tanaman cabai rawit dapat kita usahakan selama dua sampai dua setengah tahun selama musim tanam .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Tanaman cabai rawit menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji. </span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Jenis cabai rawi yang sering diusahakan adalah sebagai berikut :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">1. cabai kecil atau cabai jemprit </span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">buahnya kecil dan pendek , lebih pedas dibandingka Janis cabai lainnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. cabai putih atau cabai domba</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> buahnya lebihbesar dari cabai jemprit atau cabai celepik , dan rasanya kurang enak.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. cabai celepik</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> buahnyalebih besar dari pada cabai jemprit dan lebih keci dari cabai domba. Rasanya tidak sepedas cabai jemprit . sewakti muda berwarna hijau setelah masak berwarna merah cerah .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Syarat tumbuh</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Untuk mendapatkan cabai rawit yang tinggi kita harus mengetahui yang syarat tumbuh yang diinginkan oleh cabai rawit. Adapun syarat nya sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. tanah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - gembur</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - subur atau banyak mengandung zat makan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - pembuangan airnya baik ( tidak tergenang) , dan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - banyak mengandung humus</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. tempat tumbuh ( daerah )</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - dataran rendah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - dataran tinggi</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. iklim</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> tanaman cabai rawit dapat tumbuh , baik pada daerah yang kurang hujan maupun yang sering hujan . suhu udara yang diperlukan tanaman ini adalah berkisar antara 25* c – 31*</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Bahan dan Alat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. alat yang diperlukan untuk menanam cabai rawit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - cangkul</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - garpu tanah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kored</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - gembor ember</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - sprayer</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - ember</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - meteran</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - keranjang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - timbangan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tali kenca ( pelurus )</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. bahan – bahan yang diperlukan untuk menanam cabai rawit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - benih cabai rawit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - pupuk kandang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - urea</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - TSP</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Bambo</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Insektisida</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Fungisida</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - KCL</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Pelastik kecil bumbungan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Lalang atau daun kelapa</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> BERCOCOK TANAM</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan harapan kita semua . untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan kegiatan bercocok tanam cabai rawit yang menggunakan tahapan – tahapan sebagai berikut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. pengolahan tanah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> dapat dilakukan membajak atau mencangkul sedalam 25 – 30 cm hingga tanah menjadi gembur . setelah itu biarkan 7 – 14 hari untuk mendapatkan sinar matahari</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - pembuatan bedeng</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • lebar bedeng 100 – 120 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tinggi bedeng 20 – 30 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • jarak antara bedeng dengan bedeng lainnya 30 – 45 cm . arah bedeng memanjang ke utara selatan .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - syarat pupuk kandang yang baik adalah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tidak berbau</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tidak panas</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • berwarna kehitam hitaman , dan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • benar – benar sudah matang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - jarak tanaman cabai rawit sebagai berikut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • 50 x 100 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • 60 x 70 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • 50 x 90 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - cara pembuata jarak tanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> a. pasang tali kenca ( pelurus ) sejajar dengan panjang bedeng , kira – kira 10 cm dari tepi bedeng</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. ukur jarak tanaman yang diinginkan pada sepanjang tali kencana tersebut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> c. buat lubang tanaman sesuai dengan jarak tanaman tersebut , kemudian beri pupuk besar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk kandang = 1 kg / lubang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk urea =</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk TSP =</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk KCI =</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> d. campurkan ketiga pupuk buatan hinga rata dan masukan pada setiap lubang yang telah dibuat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. pesemaian</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> pesemaian merupakan kegiatan untuk menghasilkan bibit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> tanaman atau calon tanaman yang baik . adapun tahapan pesemaian adalah sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> a. membuat bedeng atau tempat pesemaian , ukuran bedeng pesemaian sebagai berikut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • lebar bedeng 1 – 1,2 m</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • panjang bedeng 3 – 5 m</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tingi bedeng 15 – 20 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. penyemaian benih</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> kebutuhan benih untuk satu hektar berkisar antar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 300 – 500 benih . sebelum benih disemai atau ditabur , tempat pesemaian disiram merata . beberapa cara menyemai benih cabai rawit sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> – semai bebas atau ditabur merata</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> – semai dalam baris</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> – semai berkelompok</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. penanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> bibit tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan segera ditanam . penanaman sebaiknya pada sore hari agar tanaman tidak layu</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> ciri – ciri bibit yang siap tanam adalah sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • telah berumur satu bulan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tidak terserang hama dan penyakit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pertumbuhan tanaman seragam</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> cara penanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • siram bibit yang akan ditanam</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pilih bibit yangakan ditanam</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • lepaskan bumbung atau pelastik dari bibit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan kelubang agar tidak rebah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 4. pemeliharaan tanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> a. penyiraman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau di sesuaikan dengan keadaan tanah .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. penyiangan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> rumpu liar yang tumbuh disekita tanaman harus dicabit atau di siang dengan kored atau sabit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> c. pemupukan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> jumlah pupuk yang dibutuhkan dalam satu hektar adalah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • urea = 200 kg</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • TSP = 200 kg</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • KCI = 150 kg</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> d. hama dan penyakit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> hama yang sering menyerang tanaman cabai rwit adalah sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tungau marah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kutu daun berwarna kuning</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kutu gurem atau thrips</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> tanda – tanda tanaman terserang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tanaman berwarna seperti perak</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tanaman tampak pucat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - daun menjadi layu</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> pengendalian</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - cabut tanaman yang terserang berat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kumpulkan bagian tanaman yang terserang ,lalu dibakar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> PANEN</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Panen merupakan kegiatan yang dinanti – nanti untuk menikmati jerih payah selama penanaman , produksi cabai rawit hampir sama dengan cabai besar , hanya saja umur cabai rawit lebih lama yaitu 2 – 3 tahun , sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai besar .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai rawit dapat dipanen hijau ( muda ) dan dipanen merah atau sudah masak . bila cabai rawit di panen hijau, cabai kelihatan bernas dan berisi .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pemanenan cabai rawit dapat dilakukan 4 – 7 hari sekali atau tergantung pada situasi harga pasaran .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Komposisi Cabe </span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Komposisi :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Manfaat Cabai Rawit</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Bagian yang digunakan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai tanaman obat, seperti buah, akar, daun, dan batang.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Indikasi</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai rawit dapat digunakan untuk :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1.Menambah nafsu makan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2.menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas,</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3.batuk berdahak,</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 4.melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis,</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 5.migrain.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat direbus atau dibuat bubuk dan pil.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari terasa nyeri karena kedinginan (frosbite). Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh)</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah, dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim ramuan tersebut. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing separo dari ramuan.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sakitperut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Rematik</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Frosbite</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Buang biji beberapa buah cabai rawit segar, lalu giling sampai halus, kemudiam balurkan ke tempat yang sakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Catatan:</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengonsumsi cabai rawit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Hasil penelitian terbaru, cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis), menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pada sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten), cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">dari berbagai sumber</span>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-65002390007540459342012-01-25T20:20:00.007-08:002012-01-25T20:20:53.629-08:00Budidaya Cabai Rawit<span style="color: blue;">Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (solanaceae.)yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabai rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabai lainnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai rawit dapat tumbuh baik didataran tinggi , maupu di dataran rendah . bertanam cabai rawit dapat memberikan nila ekonomi yang cukup tinggi apabila diusahakan dengan sungguh – sungguh .Satu hektar tanaman cabai rawit mampu menghasilkan 8 ton buah cabai rawit karena tanaman cabai rawit dapat kita usahakan selama dua sampai dua setengah tahun selama musim tanam .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Tanaman cabai rawit menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji. </span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Jenis cabai rawi yang sering diusahakan adalah sebagai berikut :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">1. cabai kecil atau cabai jemprit </span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">buahnya kecil dan pendek , lebih pedas dibandingka Janis cabai lainnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. cabai putih atau cabai domba</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> buahnya lebihbesar dari cabai jemprit atau cabai celepik , dan rasanya kurang enak.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. cabai celepik</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> buahnyalebih besar dari pada cabai jemprit dan lebih keci dari cabai domba. Rasanya tidak sepedas cabai jemprit . sewakti muda berwarna hijau setelah masak berwarna merah cerah .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Syarat tumbuh</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Untuk mendapatkan cabai rawit yang tinggi kita harus mengetahui yang syarat tumbuh yang diinginkan oleh cabai rawit. Adapun syarat nya sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. tanah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - gembur</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - subur atau banyak mengandung zat makan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - pembuangan airnya baik ( tidak tergenang) , dan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - banyak mengandung humus</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. tempat tumbuh ( daerah )</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - dataran rendah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - dataran tinggi</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. iklim</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> tanaman cabai rawit dapat tumbuh , baik pada daerah yang kurang hujan maupun yang sering hujan . suhu udara yang diperlukan tanaman ini adalah berkisar antara 25* c – 31*</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Bahan dan Alat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. alat yang diperlukan untuk menanam cabai rawit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - cangkul</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - garpu tanah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kored</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - gembor ember</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - sprayer</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - ember</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - meteran</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - keranjang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - timbangan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tali kenca ( pelurus )</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. bahan – bahan yang diperlukan untuk menanam cabai rawit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - benih cabai rawit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - pupuk kandang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - urea</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - TSP</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Bambo</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Insektisida</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Fungisida</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - KCL</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Pelastik kecil bumbungan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Lalang atau daun kelapa</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> BERCOCOK TANAM</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan harapan kita semua . untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan kegiatan bercocok tanam cabai rawit yang menggunakan tahapan – tahapan sebagai berikut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. pengolahan tanah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> dapat dilakukan membajak atau mencangkul sedalam 25 – 30 cm hingga tanah menjadi gembur . setelah itu biarkan 7 – 14 hari untuk mendapatkan sinar matahari</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - pembuatan bedeng</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • lebar bedeng 100 – 120 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tinggi bedeng 20 – 30 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • jarak antara bedeng dengan bedeng lainnya 30 – 45 cm . arah bedeng memanjang ke utara selatan .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - syarat pupuk kandang yang baik adalah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tidak berbau</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tidak panas</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • berwarna kehitam hitaman , dan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • benar – benar sudah matang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - jarak tanaman cabai rawit sebagai berikut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • 50 x 100 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • 60 x 70 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • 50 x 90 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - cara pembuata jarak tanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> a. pasang tali kenca ( pelurus ) sejajar dengan panjang bedeng , kira – kira 10 cm dari tepi bedeng</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. ukur jarak tanaman yang diinginkan pada sepanjang tali kencana tersebut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> c. buat lubang tanaman sesuai dengan jarak tanaman tersebut , kemudian beri pupuk besar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk kandang = 1 kg / lubang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk urea =</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk TSP =</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk KCI =</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> d. campurkan ketiga pupuk buatan hinga rata dan masukan pada setiap lubang yang telah dibuat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. pesemaian</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> pesemaian merupakan kegiatan untuk menghasilkan bibit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> tanaman atau calon tanaman yang baik . adapun tahapan pesemaian adalah sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> a. membuat bedeng atau tempat pesemaian , ukuran bedeng pesemaian sebagai berikut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • lebar bedeng 1 – 1,2 m</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • panjang bedeng 3 – 5 m</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tingi bedeng 15 – 20 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. penyemaian benih</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> kebutuhan benih untuk satu hektar berkisar antar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 300 – 500 benih . sebelum benih disemai atau ditabur , tempat pesemaian disiram merata . beberapa cara menyemai benih cabai rawit sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> – semai bebas atau ditabur merata</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> – semai dalam baris</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> – semai berkelompok</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. penanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> bibit tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan segera ditanam . penanaman sebaiknya pada sore hari agar tanaman tidak layu</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> ciri – ciri bibit yang siap tanam adalah sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • telah berumur satu bulan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tidak terserang hama dan penyakit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pertumbuhan tanaman seragam</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> cara penanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • siram bibit yang akan ditanam</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pilih bibit yangakan ditanam</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • lepaskan bumbung atau pelastik dari bibit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan kelubang agar tidak rebah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 4. pemeliharaan tanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> a. penyiraman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau di sesuaikan dengan keadaan tanah .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. penyiangan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> rumpu liar yang tumbuh disekita tanaman harus dicabit atau di siang dengan kored atau sabit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> c. pemupukan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> jumlah pupuk yang dibutuhkan dalam satu hektar adalah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • urea = 200 kg</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • TSP = 200 kg</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • KCI = 150 kg</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> d. hama dan penyakit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> hama yang sering menyerang tanaman cabai rwit adalah sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tungau marah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kutu daun berwarna kuning</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kutu gurem atau thrips</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> tanda – tanda tanaman terserang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tanaman berwarna seperti perak</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tanaman tampak pucat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - daun menjadi layu</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> pengendalian</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - cabut tanaman yang terserang berat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kumpulkan bagian tanaman yang terserang ,lalu dibakar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> PANEN</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Panen merupakan kegiatan yang dinanti – nanti untuk menikmati jerih payah selama penanaman , produksi cabai rawit hampir sama dengan cabai besar , hanya saja umur cabai rawit lebih lama yaitu 2 – 3 tahun , sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai besar .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai rawit dapat dipanen hijau ( muda ) dan dipanen merah atau sudah masak . bila cabai rawit di panen hijau, cabai kelihatan bernas dan berisi .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pemanenan cabai rawit dapat dilakukan 4 – 7 hari sekali atau tergantung pada situasi harga pasaran .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Komposisi Cabe </span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Komposisi :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Manfaat Cabai Rawit</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Bagian yang digunakan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai tanaman obat, seperti buah, akar, daun, dan batang.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Indikasi</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai rawit dapat digunakan untuk :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1.Menambah nafsu makan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2.menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas,</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3.batuk berdahak,</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 4.melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis,</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 5.migrain.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat direbus atau dibuat bubuk dan pil.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari terasa nyeri karena kedinginan (frosbite). Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh)</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah, dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim ramuan tersebut. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing separo dari ramuan.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sakitperut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Rematik</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Frosbite</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Buang biji beberapa buah cabai rawit segar, lalu giling sampai halus, kemudiam balurkan ke tempat yang sakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Catatan:</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengonsumsi cabai rawit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Hasil penelitian terbaru, cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis), menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pada sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten), cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">dari berbagai sumber</span>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3740835960422522225.post-59771921371866906582012-01-25T20:20:00.003-08:002012-01-25T20:20:20.020-08:00Budidaya Cabai Rawit<span style="color: blue;">Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (solanaceae.)yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabai rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabai lainnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai rawit dapat tumbuh baik didataran tinggi , maupu di dataran rendah . bertanam cabai rawit dapat memberikan nila ekonomi yang cukup tinggi apabila diusahakan dengan sungguh – sungguh .Satu hektar tanaman cabai rawit mampu menghasilkan 8 ton buah cabai rawit karena tanaman cabai rawit dapat kita usahakan selama dua sampai dua setengah tahun selama musim tanam .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Tanaman cabai rawit menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji. </span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Jenis cabai rawi yang sering diusahakan adalah sebagai berikut :</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">1. cabai kecil atau cabai jemprit </span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">buahnya kecil dan pendek , lebih pedas dibandingka Janis cabai lainnya.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. cabai putih atau cabai domba</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> buahnya lebihbesar dari cabai jemprit atau cabai celepik , dan rasanya kurang enak.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. cabai celepik</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> buahnyalebih besar dari pada cabai jemprit dan lebih keci dari cabai domba. Rasanya tidak sepedas cabai jemprit . sewakti muda berwarna hijau setelah masak berwarna merah cerah .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Syarat tumbuh</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Untuk mendapatkan cabai rawit yang tinggi kita harus mengetahui yang syarat tumbuh yang diinginkan oleh cabai rawit. Adapun syarat nya sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. tanah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - gembur</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - subur atau banyak mengandung zat makan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - pembuangan airnya baik ( tidak tergenang) , dan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - banyak mengandung humus</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. tempat tumbuh ( daerah )</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - dataran rendah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - dataran tinggi</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. iklim</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> tanaman cabai rawit dapat tumbuh , baik pada daerah yang kurang hujan maupun yang sering hujan . suhu udara yang diperlukan tanaman ini adalah berkisar antara 25* c – 31*</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Bahan dan Alat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. alat yang diperlukan untuk menanam cabai rawit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - cangkul</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - garpu tanah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kored</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - gembor ember</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - sprayer</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - ember</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - meteran</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - keranjang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - timbangan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tali kenca ( pelurus )</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. bahan – bahan yang diperlukan untuk menanam cabai rawit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - benih cabai rawit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - pupuk kandang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - urea</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - TSP</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Bambo</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Insektisida</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Fungisida</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - KCL</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Pelastik kecil bumbungan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - Lalang atau daun kelapa</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> BERCOCOK TANAM</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan harapan kita semua . untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan kegiatan bercocok tanam cabai rawit yang menggunakan tahapan – tahapan sebagai berikut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1. pengolahan tanah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> dapat dilakukan membajak atau mencangkul sedalam 25 – 30 cm hingga tanah menjadi gembur . setelah itu biarkan 7 – 14 hari untuk mendapatkan sinar matahari</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - pembuatan bedeng</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • lebar bedeng 100 – 120 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tinggi bedeng 20 – 30 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • jarak antara bedeng dengan bedeng lainnya 30 – 45 cm . arah bedeng memanjang ke utara selatan .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - syarat pupuk kandang yang baik adalah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tidak berbau</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tidak panas</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • berwarna kehitam hitaman , dan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • benar – benar sudah matang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - jarak tanaman cabai rawit sebagai berikut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • 50 x 100 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • 60 x 70 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • 50 x 90 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - cara pembuata jarak tanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> a. pasang tali kenca ( pelurus ) sejajar dengan panjang bedeng , kira – kira 10 cm dari tepi bedeng</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. ukur jarak tanaman yang diinginkan pada sepanjang tali kencana tersebut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> c. buat lubang tanaman sesuai dengan jarak tanaman tersebut , kemudian beri pupuk besar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk kandang = 1 kg / lubang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk urea =</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk TSP =</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pupuk KCI =</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> d. campurkan ketiga pupuk buatan hinga rata dan masukan pada setiap lubang yang telah dibuat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2. pesemaian</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> pesemaian merupakan kegiatan untuk menghasilkan bibit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> tanaman atau calon tanaman yang baik . adapun tahapan pesemaian adalah sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> a. membuat bedeng atau tempat pesemaian , ukuran bedeng pesemaian sebagai berikut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • lebar bedeng 1 – 1,2 m</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • panjang bedeng 3 – 5 m</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tingi bedeng 15 – 20 cm</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. penyemaian benih</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> kebutuhan benih untuk satu hektar berkisar antar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 300 – 500 benih . sebelum benih disemai atau ditabur , tempat pesemaian disiram merata . beberapa cara menyemai benih cabai rawit sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> – semai bebas atau ditabur merata</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> – semai dalam baris</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> – semai berkelompok</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3. penanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> bibit tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan segera ditanam . penanaman sebaiknya pada sore hari agar tanaman tidak layu</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> ciri – ciri bibit yang siap tanam adalah sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • telah berumur satu bulan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • tidak terserang hama dan penyakit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pertumbuhan tanaman seragam</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> cara penanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • siram bibit yang akan ditanam</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • pilih bibit yangakan ditanam</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • lepaskan bumbung atau pelastik dari bibit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan kelubang agar tidak rebah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 4. pemeliharaan tanaman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> a. penyiraman</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau di sesuaikan dengan keadaan tanah .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> b. penyiangan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> rumpu liar yang tumbuh disekita tanaman harus dicabit atau di siang dengan kored atau sabit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> c. pemupukan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> jumlah pupuk yang dibutuhkan dalam satu hektar adalah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • urea = 200 kg</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • TSP = 200 kg</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> • KCI = 150 kg</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> d. hama dan penyakit</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> hama yang sering menyerang tanaman cabai rwit adalah sebagai berikut :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tungau marah</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kutu daun berwarna kuning</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kutu gurem atau thrips</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> tanda – tanda tanaman terserang</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tanaman berwarna seperti perak</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - tanaman tampak pucat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - daun menjadi layu</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> pengendalian</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - cabut tanaman yang terserang berat</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> - kumpulkan bagian tanaman yang terserang ,lalu dibakar</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> PANEN</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Panen merupakan kegiatan yang dinanti – nanti untuk menikmati jerih payah selama penanaman , produksi cabai rawit hampir sama dengan cabai besar , hanya saja umur cabai rawit lebih lama yaitu 2 – 3 tahun , sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai besar .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai rawit dapat dipanen hijau ( muda ) dan dipanen merah atau sudah masak . bila cabai rawit di panen hijau, cabai kelihatan bernas dan berisi .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pemanenan cabai rawit dapat dilakukan 4 – 7 hari sekali atau tergantung pada situasi harga pasaran .</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Komposisi Cabe </span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Komposisi :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Manfaat Cabai Rawit</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Bagian yang digunakan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai tanaman obat, seperti buah, akar, daun, dan batang.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Indikasi</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cabai rawit dapat digunakan untuk :</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 1.Menambah nafsu makan</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 2.menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas,</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 3.batuk berdahak,</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 4.melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis,</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> 5.migrain.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat direbus atau dibuat bubuk dan pil.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari terasa nyeri karena kedinginan (frosbite). Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh)</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah, dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim ramuan tersebut. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing separo dari ramuan.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Sakitperut</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Rematik</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Frosbite</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Buang biji beberapa buah cabai rawit segar, lalu giling sampai halus, kemudiam balurkan ke tempat yang sakit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Catatan:</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengonsumsi cabai rawit.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Hasil penelitian terbaru, cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis), menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pada sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten), cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">dari berbagai sumber</span>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0